Infomalangraya.com –
Share
Tweet
Share
Share
Email
Jika kita melihat posternya, “Conclave” tidak terlihat seperti sebuah film drama detektif yang mendebarkan. Meski tidak ada polisi atau detektif asli yang terlibat, atmosfir cerita yang coba ditampilkan sangat mengingatkan kita akan film-film ‘whodunit?’ seperti “Knives Out” (2019) atau “Murder on the Orient Express” (2017).
Adaptasi dari novel karya Robert Harris (2016) ini adalah sebuah film drama yang didukung oleh sederet aktor ternama dan mumpuni. Tak heran jika film berdurasi 2 jam ini mampu menampilkan sebuah thriller politik yang sukses membangun suspense dan membuat penontonnya dag dig dug der. Seperti apa?
Dengan meninggalnya Paus, Cardinal Lawrence (Ralph Fiennes, “The Grand Budapest Hotel“) kini memiliki tugas untuk menggelar conclave. Sebuah acara besar dimana cardinals dari seluruh dunia akan berkumpul untuk memilih Paus berikutnya.
Bukan sebuah tugas mudah, mengingat para cardinal ini juga memiliki impian untuk menjadi Paus dan sebagian dari mereka menghalalkan segala cara untuk mewujudkannya.
Para cardinal yang menonjol adalah Cardinal Bellini (Stanley Tucci, “Spotlight“) yang progresif, Cardinal Tedesco (Sergio Castellitto, “The Chronicles of Narnia: Prince Caspian“) yang ultra konservatif, Cardinal Tremblay (John Lithgow, “Love is Strange“) yang kalkulatif, hingga Cardinal Benitez (Carlos Diehz, “The Vegan Vampire“) yang misterius.
Disepanjang conclave, banyak hal terjadi. Mulai dari kemunculan seorang wanita misterius yang terkait dengan salah satu kandidat Paus, hingga konspirasi yang dilakukan oleh kandidat lainnya. Bagaimana Cardinal Lawrence menghadapi semua ini? Berhasilkah ia memilih Paus berikutnya tanpa pertumpahan darah?
Satu hal yang sangat menonjol di sepanjang film adalah score atau background music yang menjadi nadi dari plot demi plot yang bergulir. Di awal film, musik yang dominan terkesan kurang cocok dengan adegan-adegan serta dialog yang disajikan. Namun seiring dengan berjalanya waktu, score yang menggema mulai terasa beriringan dengan intensitas drama yang semakin mendebarkan.
Sutradara Edward Berger (“Jack“) yang baru saja menyabet penghargaan Oscar untuk filmnya yang berjudul “All Quet on the Western Front” juga sukses membangun intensitas tersebut di film yang sejatinya agak susah untuk dibawa ke arah geinre ‘whodunit‘ tadi.
Belum lagi tangan dingin sinematografer Stéphane Fontaine (“A Prophet“) yang mampu menyulap dinding-dinding sakral Vatikan menjadi latar pertarungan mental antara para kardinal.
Pendek kata, “Conclave” adalah sebuah film luar biasa yang wajib untuk kamu tonton dan dukung dalam gelaran Oscar tahun 2025. Jika kamu sudah tidak sabar ingin menontonnya, langsung saja saksikan di bioskop-bioskop di Indonesia mulai 28 Februari 2025.
Jangan lupa untuk LIKE kita di Facebook, Follow Twitter dan Instagram TipsPintar.com. Ditambah lagi, biar gak ketinggalan video-video menarik dari kita, jangan lupa Subcribe YouTube Channel TipsPintar.com