Infomalangraya – BATU – Beberapa minggu belakangan ini hujan di Kota Batu terpantau cenderung berkurang. Menurut BMKG Stasiun Klimatologi Malang, hal ini dikarenakan mulai memasuki musim kemarau.
Firda Amalia Maslakah, Staf Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Malang menyampaikan, jika saat ini sudah masuk musim kemarau pada dasarian pertama di bulan Mei. Dasarian pertama merupakan 10 hari pertama di bulan Mei. “Tanggal satu sampai sepuluh Mei tahun 2023,” jelasnya.
Salah satu kriteria bahwa suatu daerah memasuki musim kemarau ialah curah hujan. “Salah satu kriteria musim kemarau ialah dalam tiga dasarian berturut-turut jumlah curah hujannya kurang dari 50 milimeter,” katanya. Mereka menggunakan satuan milimeter dalam mengukur intensitas hujan.
Ia juga menyampaikan di semester dua tahun 2023 terdapat potensi El-Nino. “Ada peluang fenomena El-Nino di semester kedua tahun ini, nanti untuk informasi lebih lanjut akan kita update lagi,” tuturnya. Ia juga melanjutkan jika El Nino berdampak pada berkurangnya jumlah curah hujan di Indonesia, kebalikan dengan La Nina yang cenderung meningkatkan curah hujan.
Dalam beberapa tahun terakhir, kemarau yang terjadi di Indonesia cenderung basah. “Pada tahun 2019 itu lebih kering, dan di tahun 2020-2022 itu bersifat lebih basah,” katanya. Dan di tahun sebelumnya juga tidak terjadi kekeringan di Kota Batu.
Jika masuk musim kemarau, potensi bencana yang perlu diwaspadai di Kota Batu adalah kekeringan yang dapat terjadi akibat rendahnya curah hujan. Ia juga mengimbau agar masyarakat selalu menjaga kesehatan. “Kan di pagi hari lebih dingin dan di siang hari bisa terasa panas, serta tetap update informasi dari BMKG ” katanya.(iza/lid)