InfoMalangRaya – Gunung Ruang di Sulawesi Utara melepaskan gas sulfur dioksida (SO2) hingga sampai di Jawa Timur. Sebaran SO2 ini perlu diketahui masyarakat karena berbahaya bagi kesehatan manusia. Diketahui, gunung di wilayah Kabupaten Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara, ini meletus sejak Selasa (16/4/2024) malam. Erupsi Gunung Ruang mengakibatkan 828 warga di sekitarnya mengungsi.
Salah satu warganet melalui akun X @infomitigasi menjelaskan bahwa penyebaran SO2 dari erupsi Gunung Ruang masih berlangsung. Tampak dari peta yang dibagikan, SO2 masih menyebar hampir ke seluruh Indonesia, kecuali daerah timur seperti Papua. “Forecast penyebaran awan Sulfur Dioksida (SO2) dari erupsi Gunung Ruang, dari tgl 19/4/2024 03 UTC s.d 24/4/2023 00 UTC (basetime: 19/4/2024 00 UTC),” tulis @infomitigasi yang mengunggah ulang akun X @hendratno64. Berikut ini penyebaran gas SO2 di Jawa Tengah dilansir dari windy.com pada Minggu (21/4/2024) 1. Probolinggo 58,03 mg/m² 2. Lumajang 33,97 mg/m² 3. Malang 49,84 mg/m² 4. Pasuruan 63,23 mg/m² 6. Surabaya 53,66 mg/m² 7. Lamongan 47,6 mg/m² 8. Mojokerto 53,53 mg/m² 9. Nganjuk 53,15 mg/m² 10. Tuban 32,9 mg/m² 11. Ngawi 32,69 mg/m² 12. Madiun 29,5 mg/m² 13. Kediri 30,5 mg/m² 14. Tulungagung 17,28 mg/m² 15. Blitar 17,23 mg/m² 16. Bojonegoro 35,69 mg/m² Lantas apa dampaknya SO2 bagi kesehatan manusia? Penyelidik bumi madya dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Sofyan Primulyana mengatakan bahwa gas SO2 sangat mudah larut dalam air. Gas ini memiliki bau tapi tidak berwarna. Dan biasanya terbentuk saat terjadi pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung sulfur. Menurut Sofyan, gas SO2 memiliki dampak negatif bagi kesehatan manusia. Ada juga risiko yang mungkin dialami tanaman dan lingkungan.
Baca Juga :
21 April, Potensi Hujan Lebat di Wilayah Jatim Kembali Meningkat
“SO2 dalam konsentrasi di atas 2 ppm sebetulnya berbau tajam dan dapat menyebabkan iritasi hidung, saluran tenggorokan, saluran pernapasan, serta dapat mengiritasi mata dan selaput lendir mata,” ungkap Sofyan, dilansir Kompascom, Minggu (21/4). Efek kesehatan dari SO2 bisa memperburuk penderita asma, anak-anak, dan lansia. Jika terlalu banyak terhirup, gas ini bahkan bisa menyulitkan pernapasan dan berisiko mematikan. Meski begitu, Sofyan menyebut SO2 hasil erupsi gunung api biasanya akan terencerkan atau hilang oleh udara atau diserap abu vulkanik. Namun, sebagian SO2 akan beraksi dengan uap air di atmosfer membentuk tetes air bersifat asam. Ini menyebabkan timbul hujan asam yang meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan sehingga berbahaya bagi ikan dan tanaman. Kemudian tanah yang asam akibat SO2 akan merusak tanaman karena mengurangi kadar nutrisinya. Dampak pada tanamam, permukaan daun akan tampak noda putih atau coklat. Jika dibiarkan dalam waktu lama, tanaman bisa mati. SO2 juga dapat menembus lapisan atmosfer yang lebih tinggi dan berisiko menimbulkan efek rumah kaca. Gas ini juga mengurangi jarak pandang karena mampu menyerap cahaya dan menimbulkan kabut.