InfoMalangRaya.com – Anadolu telah mengumpulkan informasi mengenai senjata dan amunisi yang digunakan oleh “Israel” untuk pertama kalinya di medan perang di Gaza setelah 7 Oktober.
Sejumlah besar infrastruktur militer “Israel” sebagian besar diketahui berasal dari Amerika Serikat.
Setelah serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan hampir 1.200 orang, tentara “Israel” membentuk Brigade Hashomer (Penjaga) 855, yang diklaim oleh Tel Aviv akan digunakan untuk mempertahankan pemukiman Yahudi di “Israel”.
Israel mengklaim bahwa brigade tentara cadangan ini akan difokuskan untuk melindungi pemukiman ilegal di sepanjang perbatasan Gaza daripada melancarkan serangan. Namun, diyakini bahwa brigade ini juga digunakan dalam serangan intensif ke Gaza.
Untuk pertama kalinya sejak 2005, Brigade Kfir telah dikerahkan di Gaza, bersama dengan Divisi Cadangan ke-5, Divisi Infanteri ke-19, dan Unit Pasukan Khusus Refaim ke-888, yang dibentuk pada 2019 sebagai bagian dari LOTAR, yang bertanggung jawab atas pelatihan kontra-terorisme.
Israel juga telah membentuk unit tank baru, Phoenix, dan menugaskannya ke Gaza. Unit ini berisi tank-tank rusak yang telah diperbaiki agar dapat digunakan kembali.
Baca juga: Kawanan Anjing Liar ‘Serang’ Tentara Israel
Senjata
Semua unit angkatan darat yang terlibat dalam pembantaian di Gaza telah mulai menguji coba berbagai senjata dan amunisi berteknologi baru yang dikembangkan oleh industri pertahanan Israel untuk pertama kalinya terhadap warga Palestina.
Senapan mesin Negev
Untuk pertama kalinya dalam serangan Gaza, Israel menggunakan senapan mesin Negev 7,62 milimeter, yang mampu menembus bangunan.
Peluru Kendali Holit dan Yated
Roket kendali Holit dan Yated yang ditembakkan dari pundak digunakan oleh militer. Peluru Kendali Holit dan Yated disebut-sebut 40 persen lebih akurat daripada roket kendali bahu Lao dan Matador 90 mm, yang dapat digunakan untuk menghantam kendaraan lapis baja dan target presisi di dalam gedung.
Holit dan Yated juga dikatakan 50 persen lebih besar daripada Lao dan Matador yang berbobot 10 kg, dengan jangkauan yang lebih luas dan daya ledak yang lebih besar. Mereka lebih efektif dalam perang perkotaan.
Iron Sting
Pada 22 Oktober, tentara “Israel” merilis rekaman unit komando Maglan menggunakan peluru mortir 120mm yang dipandu secara presisi dan dikenal sebagai Iron Sting atau Steel Sting di Gaza.
Iron Sting memiliki berat 17 kilogram (37 pon) dan beroperasi dengan navigasi laser dan GPS.
Peluru mortir dengan jarak tempuh 10 kilometer ini diyakini memiliki kekuatan untuk menembus beton setebal 20 sentimeter dan, berkat sistem pemandu, meminimalkan korban sipil.
Target yang terdeteksi dengan peluru mortir berpemandu dapat dihancurkan dalam satu tembakan, tanpa perlu menghubungi pusat kendali tembakan atau melakukan tembakan penyesuaian.
Kacamata Penglihatan Malam Ido
Untuk pertama kalinya, unit pengintai Zionis yang beroperasi di Gaza telah memperbarui kemampuan penglihatan malam mereka dengan perangkat yang memberikan gambar tiga dimensi. “Ido” meningkatkan visibilitas dari waktu ke waktu dan membantu para prajurit menavigasi di area tersebut dari senja hingga fajar.
Melansir Jerusalem Post, Ido bersifat modular dan dapat dipasang secara efisien di bagian depan helm prajurit. Alat ini dapat digunakan untuk penglihatan dua mata atau satu mata, membantu prajurit bahkan di tempat yang benar-benar tertutup dan gelap gulita.
Sistem pembidik generasi ketiga
Divisi infanteri penjajah “Israel” menggunakan sistem pembidik generasi ketiga yang dikenal sebagai Dagger.
Dakwah Media BCA – Green
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal InfoMalangRaya (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Dagger dikembangkan oleh perusahaan “Israel”, Smart Shooter, berdasarkan sistem kontrol tembakan berbasis algoritma elektro-optik SMASH.
Sistem ini melacak target dan memperingatkan penembak pada saat menembak yang optimal.
Alat ini dapat dipasang pada laras senapan jenis apa pun dan secara otomatis mendeteksi dan mengunci target seperti UAV di langit, menghitung arah terbang dan kecepatannya. Dagger diklaim 350 persen lebih akurat daripada teknologi sebelumnya.
“Israel” telah mengumumkan bahwa mereka telah memodifikasi M270 Multiple Launch Rocket System (MLRS) buatan Lockheed Martin AS, yang dapat membawa 12 roket, untuk menggunakan peluru kendali AccuLAR-122.
Tercatat bahwa rudal AccuLAR-122 presisi tinggi milik Elbit Systems digunakan untuk pertama kalinya di Gaza pada 6 Oktober 2023, sejak tahun 2006.
Rudal yang dijuluki “Romach” ini dikatakan membawa hulu ledak seberat 20 kilogram dan memiliki jangkauan 40 kilometer.*
Baca juga: Abu Ubaidah: “Operasi Taufan Aqsha Tandai Akhir Penjajah dalam Sejarah Modern”