Dalam “Operasi Taufal Al-Aqsha” Ditampakkan Adanya Sebagian yang ‘Bertawakkal pada Israel’

InfoMalangRaya.com—“Operasi Taufan Al-Aqsha” (Operasi Badai Al-Aqsha) yang dilancarkan oleh Brigade Izzuddin Al-Qassam semestinya membuat dunia Islam tersadar mengapa ‘Israel’ begitu mudah ditembus

Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal InfoMalangRaya (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/

Hal itu ditegaskan oleh Ahmad Rofiqi, Direktur Lembaga Sadaqa Jakarta, dalam kajian daring “Taufan Al-Aqsha: Titik Balik Perjuangan Rakyat Palestina” yang diselenggarakan oleh #IndonesiaTanpaJIL (ITJ).
Menurut Ahmad Rofiqi, pada hari Sabtu, 7 Oktober 2023, para pejuang kemerdekaan Palestina dari Gaza berhasil menembus perbatasan dan melancarkan perang kota yang mengejutkan seluruh dunia.
Dalam waktu kurang dari 24 jam, para pejuang Al-Qassam berhasil melakukan infiltrasi dan menguasai banyak pos strategis, melumpuhkan keamanan di sekitar perbatasan, menawan lebih dari 700 orang, termasuk sejumlah perwira tinggi Zionis.
Yang menarik, menurutnya, sistem pertahanan Iron Dome yang dibangga-banggakan dan dianggap sistem keamanan paling canggih, tak berdaya menghadapi roket-roket yang ditembakkan ke dalam wilayah yang dikuasai oleh kaum penjajah.
Namun yang ia prihatin kan adanya sebagian orang yang mudah termakan isu sehingga berpandangan negatif kepada para pejuang kemerdekaan Palestina, termasuk Hamas, meski para ulama Al-Azhar dan ulama-ulama salafi Timur Tengah memuji.
“Kalau mau jujur, sebenarnya Palestina takkan ada lagi kalau tak ada Hamas,” ungkap Rofiqi di awal kajian.  
Hal ini menurutnya, sebagian wilayah Palestina sebagian besarnya sudah diambil oleh zionis. Dibagi dua menjadi Gaza dan Tepi Barat.
“Tapi yang namanya Tepi Barat itu sudah hampir tak ada lagi yang dikuasai oleh Palestina. Terakhir, wilayah kecil satu-satunya di sekitar Masjidil Aqsha yang menjadi wilayah Muslim, yaitu Sheikh Jarrah, sudah mulai diganggu dan hampir digusur oleh penjajah. Kalau bukan karena serangan dari Hamas, penggusuran pasti akan berlanjut. Jadi kalau tak ada Hamas, Palestina mungkin sudah selesai,” ujar Rofiqi.
Karena besarnya jasa para pejuang pembebasan Al-Aqsha dalam meneruskan jihad, maka pandangan negatif terhadap Hamas sangatlah mengherankan, apalagi dikobarkan oleh orang-orang yang tak pernah ke Palestina atau berhubungan intens dengan rakyatnya.
“Belakangan saya melihat malah ada yang menertawakan nasib warga Gaza yang mengalami pengeboman bertubi-tubi sebagai balasan atas “Operasi Taufan Al-Aqsha”, padahal sejak dulu Gaza sudah dibom bertubi-tubi, tapi tetap bertahan,” tambah dia.
Menurutnya, sejak dulu juga umat Muslim tidak pernah menang jumlah dalam perang. Walaupun musuh lebih banyak, pada akhirnya insya Allah menang juga.
“Lagipula semua kita gantungkan nasib kepada Allah, bukan dengan jumlah. Karena itu jangan pernah bertawakkal kepada Israel, dong!” tandas Rofiqi dengan suara lantang.
Sindirian sikap ‘bertawakkal kepada Israel’ ini juga mendapat tanggapan keras oleh Akmal Sjafril. Menurut aktivis ITJ yang memberi sambutan dalam kajian daring itu, mereka yang menertawakan nasib Gaza lupa bahwa bangsa Indonesia juga tidak merdeka karena perjuangan semata.
Menurut Akmal, bangsa Indonesia dalam keadaan babak belur setelah menghadapi dua kali agresi militer Belanda. Presiden dan seluruh kabinetnya menyerahkan diri di Jogja, kemudian Pemerintah Darurat Republik Indonesia bergerak di hutan-hutan Sumatera.
“Kalau ada agresi militer yang ketiga, keempat dan kelima, apa Indonesia sanggup bertahan? Belum tentu! Yang pasti, Konferensi Meja Bundar itu buah dari tekanan internasional karena sikap Belanda yang suka melanggar perjanjian. Jadi walaupun musuh lebih kuat, kita tetap harus bertahan. Allah bisa membukakan jalan dari mana saja, kita hanya perlu berjuang semampunya,” ujar penulis buku “Islam Liberal 101” itu.
Kajian daring ITJ ini diikuti oleh lebih dari 150 orang dari berbagai daerah dan latar belakang. Sebagian peserta kajian adalah troops ITJ, sebagian lainnya simpatisan yang telah lama mengikuti kiprah ITJ di media sosial, dan ada juga yang baru pertama kalinya mengikuti kegiatan komunitas ini.* (ITJ Media Center)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *