Penyelamatan Burung Hantu Terjebak Senar Layangan di Kota Malang
Sebuah insiden menyentuh terjadi di Kota Malang, Jawa Timur, ketika seorang burung hantu ditemukan terjebak dalam lilitan senar layangan. Kejadian ini menunjukkan betapa berbahayanya limbah dari alat permainan yang sering kali tidak terkelola dengan baik dan berpotensi mengancam kehidupan satwa liar.
Peristiwa tersebut terjadi di Jalan LA Sucipto, Kecamatan Blimbing, pada Minggu (24/8/2025) pagi. Saat itu, petugas Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Malang menerima laporan dari warga mengenai seekor burung hantu yang terperangkap di ketinggian sekitar 10 meter. Dengan sigap, tim Damkar segera tiba di lokasi kejadian untuk melakukan penyelamatan.
Menurut informasi yang diperoleh, empat personel Damkar bersama satu unit mobil rescue langsung bertindak. Mereka memutuskan untuk menggunakan mobil sebagai dasar untuk mendirikan tangga lipat. Teknik ini dipilih karena posisi burung hantu yang sulit dijangkau dan tinggi, sehingga dibutuhkan alat bantu yang mampu mencapai ketinggian tersebut tanpa membahayakan keselamatan petugas maupun satwa.
Proses penyelamatan berlangsung cukup rumit dan menegangkan. Burung hantu tersebut terlihat sangat stres dan tak henti meronta, membuat para petugas harus lebih berhati-hati dalam mengambil langkah. Setelah melalui proses yang cukup panjang, akhirnya petugas berhasil memotong senar yang melilit tubuh burung tersebut.
“Setelah perjuangan selama 38 menit, tepatnya pada pukul 07.43 WIB, burung hantu dapat kami amankan, diturunkan menggunakan galah,” kata Anang Yuwono, Kepala Operasional Damkar Kota Malang.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa burung hantu tersebut tidak mengalami cedera fisik. Namun, kondisinya sangat lelah akibat usaha keras yang dilakukan untuk melepaskan diri selama beberapa jam. Untuk memastikan pemulihan, burung tersebut diserahkan kepada warga pelapor agar bisa dirawat sementara.
Anang menjelaskan bahwa kelelahan ekstrem ini adalah akibat dari upaya burung hantu tersebut untuk bebas dari jeratannya. “Ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa limbah seperti senar layangan bisa sangat berbahaya bagi satwa liar, terutama di lingkungan perkotaan.”
Bahaya Limbah Layangan yang Tak Terkelola
Insiden ini juga menjadi peringatan akan pentingnya pengelolaan limbah secara lebih baik. Banyak orang tidak menyadari bahwa senar layangan yang tidak digunakan atau rusak bisa menjadi ancaman nyata bagi satwa liar. Burung-burung, termasuk burung hantu, sering kali terjebak dalam senar tersebut, yang bisa menyebabkan cedera serius atau bahkan kematian jika tidak segera ditangani.
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah kejadian serupa antara lain:
- Menggunakan bahan ramah lingkungan untuk alat permainan.
- Mengumpulkan dan membuang limbah secara benar, terutama senar layangan yang sudah tidak terpakai.
- Menjaga kebersihan lingkungan, terutama di area yang dekat dengan tumbuhan atau tempat berkembang biak satwa liar.
- Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak negatif limbah terhadap satwa liar.
Dengan kesadaran dan tindakan yang tepat, kita bisa membantu melindungi satwa-satwa liar dari ancaman-ancaman yang tidak terduga. Insiden penyelamatan burung hantu ini menjadi contoh bagaimana kerja sama antara petugas dan masyarakat bisa memberikan hasil positif dalam melindungi lingkungan dan kehidupan satwa.