Pengertian dan Dampak Burnout
Burnout adalah kondisi stres berat yang menyebabkan kelelahan fisik, mental, dan emosional secara bersamaan. Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja yang terpapar tekanan tinggi secara rutin, bukan hanya dalam lingkungan kerja. Burnout tidak hanya memengaruhi kesehatan tetapi juga dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang.
Dampak Buruk Burnout
Dampak dari burnout yang tidak ditangani bisa sangat luas. Masalah ini tidak hanya mengancam karier dan hubungan sosial, tetapi juga berisiko merusak kesehatan mental. Potensi munculnya depresi dan gangguan kecemasan sering kali terjadi. Di tempat kerja, burnout yang terus-menerus bisa menyebabkan ketidakpuasan dan peningkatan tingkat absensi.
Masalah fisik yang muncul akibat burnout juga tidak bisa diabaikan. Seseorang bisa mengalami sakit kepala, nyeri otot dan sendi, serta gangguan pencernaan. Selain itu, burnout juga meningkatkan risiko gangguan metabolisme seperti kenaikan berat badan, kolesterol tinggi, dan diabetes tipe 2.
Dalam jangka panjang, dampak burnout bisa lebih parah. Stres kronis akibat burnout berpotensi menyebabkan penyakit jantung, masalah pernapasan, risiko cedera akibat kelelahan, hingga kematian dini.
Cara Mencegah Burnout
Saat mengalami burnout, penting untuk tidak terus memaksakan diri karena hal ini justru akan memperparah kondisi. Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah istirahat sejenak untuk mengenali tanda-tanda burnout dan mencari cara mengatasinya.
Berikut beberapa langkah yang bisa dicoba:
-
Cari dukungan dari orang terdekat
Burnout bisa membuat seseorang menjadi apatis atau tidak peduli, sehingga sulit untuk menolong diri sendiri. Berbagi cerita dengan teman dan keluarga serta menghabiskan waktu bersama mereka bisa membantu meredakan stres. -
Bangun kembali kehidupan sosial
Sempatkan waktu untuk berbicara atau makan siang dengan rekan kerja. Penting juga untuk menjauhi lingkungan yang toksik dan mencari komunitas positif, misalnya dengan ikut kegiatan sukarela atau bergabung dengan kelompok yang memiliki hobi sama. -
Ubah cara pandang soal pekerjaan
Meskipun tidak selalu bisa pindah kerja, cara memandang pekerjaan bisa diubah. Coba temukan makna dari pekerjaan tersebut sambil tetap menjaga keseimbangan hidup. Mengambil cuti cukup lama dan sepenuhnya melupakan urusan kerja selama masa cuti juga disarankan. -
Atur ulang prioritas, termasuk olahraga
Belajar untuk lebih santai dalam menjalani hidup dan jangan terburu-buru. Pikirkan kembali tujuan utama dan latih diri untuk menolak hal-hal yang tidak perlu. Prioritas baru ini harus mencakup olahraga rutin yang terbukti meningkatkan suasana hati. Bahkan berjalan kaki 10-30 menit sehari sudah cukup efektif. Selain itu, luangkan waktu setiap hari untuk melepaskan diri dari gawai dan mencoba hobi baru. -
Jaga pola makan sehat
Asupan makanan sangat memengaruhi energi dan suasana hati. Batasi konsumsi makanan manis dan tinggi karbohidrat, hindari stimulan seperti kafein dan nikotin, serta batasi alkohol agar kondisi emosional tidak semakin memburuk.