Penurunan Ekspor Jerman pada Tahun 2025
Ekspor produk Jerman diperkirakan mengalami penurunan sebesar 2,5 persen pada tahun 2025. Hal ini disebabkan oleh tarif resiprokal yang diberlakukan Amerika Serikat (AS) terhadap barang impor dari Uni Eropa (UE), termasuk Jerman. Meskipun AS dan UE telah sepakat untuk menurunkan tarif dari 27,5 persen menjadi 15 persen untuk berbagai produk impor, produk besi dan aluminium masih terkena tarif sebesar 50 persen.
Nilai Ekspor Jerman Turun Signifikan pada Paruh Pertama 2025
Presiden Federasi Perdagangan Luar Negeri Jerman (BGA), Dirk Jandura menyatakan bahwa tarif dari AS memberikan beban tambahan bagi pelaku bisnis di Jerman. Pada paruh pertama tahun 2025, total ekspor Jerman mencapai 786 miliar euro atau setara dengan Rp15.104 triliun.
Pada tahun 2024, ekspor produk Jerman ke luar negeri mencapai 1,549 triliun euro atau sekitar Rp29.771 triliun. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 1,7 persen dibandingkan ekspor pada tahun 2023. Selain itu, ekspor Jerman ke AS terus mengalami penurunan selama empat bulan terakhir dan mencapai level terendah sejak Desember 2021.
Jerman Berupaya Mengalihkan Ekspor ke Amerika Selatan
Menteri Luar Negeri Jerman, Johann Wadephul menyampaikan harapan agar perjanjian perdagangan bebas antara UE dan Mercosur disetujui pada akhir tahun. Tujuan dari langkah ini adalah untuk meningkatkan perdagangan Jerman dengan negara-negara di Amerika Selatan.
“Perjanjian ini akan menjadi awal krusial, tidak hanya bagi pertukaran barang dan jasa, tetapi juga menunjukkan bahwa UE memiliki kemampuan sebagai faktor penting dalam geopolitik,” ujarnya.
Jika perjanjian antara UE dan Mercosur disetujui, volume ekspor dari UE akan meningkat sebesar 49 juta euro atau sekitar Rp941 miliar. Di sisi lain, negara-negara di Amerika Selatan juga akan dapat menjual produk mereka ke UE.
Industri Jerman Terdampak Kenaikan Harga Energi dan Penurunan Permintaan
Menteri Ekonomi Jerman, Katherina Reiche menyampaikan rencana untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi negaranya. Jerman, yang dikenal sebagai mesin pendorong pertumbuhan ekonomi di Eropa, kini menghadapi tantangan besar.
“Kami tidak membutuhkan sinyal peringatan untuk menyadari bahwa kita harus bertindak dan konsisten menggerakkan kebijakan kami ke arah daya saing yang lebih baik. Ini berkaitan dengan lapangan kerja dan menjaga produksi,” tegasnya.
Selama beberapa tahun terakhir, industri manufaktur Jerman mengalami penurunan karena kenaikan harga energi dan permintaan yang melemah. Pada Juli 2025, terjadi penurunan pesanan peralatan transportasi seperti pesawat, kapal, dan kereta api di Jerman.
Angka Pengangguran di Jerman Mencapai Rekor 3 Juta pada Agustus 2025
Angka pengangguran di Jerman mencapai rekor 3 juta pada Agustus 2025. Hal ini menunjukkan adanya tekanan signifikan terhadap pasar tenaga kerja. Selain itu, pemangkasan anggaran Jerman juga menghambat proyek-proyek karbon industri berat. Dampak dari tarif AS sebesar 50 persen juga menyebabkan penurunan ekspor produk Brasil ke AS secara signifikan.