Konsolidasi Anak Usaha dan Pemangkasan Jumlah Perusahaan
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. sedang melakukan konsolidasi terhadap anak usaha perusahaan dengan fokus pada tiga lini bisnis utama. Dalam proses ini, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom, Angelo Syailendra, menyampaikan bahwa saat ini perseroan memiliki sekitar 60 anak usaha. Dari jumlah tersebut, 49 perusahaan berstatus sebagai pemegang saham pengendali langsung, sementara sisanya tidak memiliki pengendalian penuh.
“Sebanyak 49 perusahaan kami punya control subsidiary, sebanyak 6 kita mayoritas tapi bukan pengendali dan 5 perusahaan itu kami minoritas,” ujarnya dalam media briefing di Jakarta, Senin (11/10/2025). Contohnya, Telkom memiliki saham 6% di PT Pefindo Biro Kredit, meskipun sebagai pemegang saham minoritas. Ada lima perusahaan lain yang juga berada dalam posisi serupa.
Oleh karena itu, dalam dua hingga tiga tahun ke depan, jumlah anak usaha akan dipangkas menjadi sekitar 22 perusahaan. Langkah ini sesuai dengan arahan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara yang ingin perampingan usaha. Targetnya, proses perampingan ini akan selesai paling lambat akhir 2027.
Dian Siswarini, setelah dilantik menjadi Direktur Utama Telkom, melakukan beberapa langkah strategis, termasuk rencana memangkas jumlah anak usaha. Ia menyampaikan tengah memantau dan melakukan evaluasi terhadap anak dan cucu perusahaan. Salah satu yang menjadi evaluasi adalah kontribusi yang diberikan oleh anak dan cucu perusahaan kepada perusahaan telekomunikasi milik negara tersebut, terutama di tengah kondisi penurunan kinerja.
Langkah ini dilakukan sesuai arahan Danantara agar Telkom dapat bergerak lebih ramping dan lincah menghadapi persaingan industri telekomunikasi yang makin menantang. “Anak dan cucu perusahaan yang tidak memberikan value kepada kami, tentu akan mulai di-swept,” kata Dian dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI, Rabu (2/7/2025).
Selain menutup, ungkapnya, perseroan membuka opsi untuk menggabung anak dan cucu perusahaan Telkom dengan anak perusahaan BUMN lain. Dengan hadirnya Danantara, proses tersebut dapat terjadi. Contohnya, anak perusahaan properti di satu perusahaan BUMN bisa digabung dengan anak perusahaan properti lain. Hal tersebut juga berlaku untuk anak dan cucu usaha Telkom.
Untuk streamlining (perampingan), sekarang Pak Seno (Direktur Strategic Portfolio Telkom) yang akan melakukan review-nya. Memang ke depannya agar Telkom ini bisa menjadi lebih ramping dan juga lebih lincah, dan lebih menguntungkan.
Anak Perusahaan Telkom Saat Ini
Telkom saat ini memiliki 12 anak perusahaan yang dimiliki langsung oleh Telkom. Pendapatan dari anak usaha tersebut terkonsolidasi dengan perusahaan. Anak perusahaan tersebut antara lain: PT Metra-Net, PT Pins Indonesia, PT Sigma Cipta Caraka (Telkomsigma), PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat), PT Infrastruktur Telekomunikasi Indonesia (TelkomInfra), PT Telekomunikasi Indonesia Internasional dan PT Multimedia Nusantara (Telkometra).
Kemudian, PT Telkom Data Ekosistem (NeutraDC), PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (Mitratel), PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), PT Telkom Akses, dan PT Graha Sarana Duta (Telkom Property).
Tiga Fokus Lini Bisnis Telkom
Seperti diketahui, Telkom akan memacu bisnis dan layanan telekomunikasi dalam tiga pilar utama, yakni digital connectivity, investasi pada digital platform, dan pengembangan kapabilitas bisnis serta selektif dalam investasi di digital services. Angelo menyampaikan tiga pilar utama ini dipacu untuk memperbesar pendapatan perseroan.
Pada tahun ini, sambungnya, perseroan akan fokus pada konsolidasi anak usaha, salah satunya divestasi lini bisnis fiber optik. “Tahun ini kami targetkan divestasi aset fiber optik selesai, sebenarnya secara formal perusahaan sudah ada, tinggal pelepasan asetnya,” terangnya.