Penyebab Tingginya Kasus DBD di Wilayah Pandanwangi
Di wilayah kerja Puskesmas Pandanwangi, Kota Malang, tercatat sebanyak 52 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) selama bulan Juli 2025. Angka ini paling tinggi terjadi di Kelurahan Pandanwangi. Kepala Puskesmas Pandanwangi, dr Sri Purwani, menjelaskan bahwa penyebab utama peningkatan kasus DBD adalah faktor lingkungan.
“DBD adalah penyakit yang berbasis lingkungan dan ditularkan oleh nyamuk. Selain itu, kepadatan penduduk juga menjadi salah satu faktor penting. Wilayah Pandanwangi memiliki jumlah penduduk yang lebih besar dibandingkan dengan Arjosari,” ujarnya.
Meskipun angka kasus DBD cukup tinggi, tidak ada laporan kematian akibat penyakit ini di wilayahnya. Untuk mencegah penyebaran lebih lanjut, Puskesmas Pandanwangi terus melakukan berbagai upaya seperti pemantauan dan edukasi melalui program “satu rumah satu jumantik” dan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara serentak.
Selain itu, pihak puskesmas juga gencar mengajak masyarakat untuk menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Menurut dr Sri, PHBS menjadi kunci utama dalam menjaga kesehatan.
“Kalau ingin sehat, kuncinya hanya satu: PHBS. Ini bisa dimulai dari sanitasi, kebersihan pribadi, olahraga, hingga memakai masker, terutama di musim pancaroba karena risiko infeksi saluran pernapasan meningkat,” tambahnya.
Dalam tiga bulan terakhir, sekitar 10 ribu orang datang berobat ke Puskesmas Pandanwangi. Dokter di sana banyak menangani kasus hipertensi dan diabetes. Selain itu, Puskesmas juga sedang fokus pada intensifikasi imunisasi bagi anak-anak.
Tim puskesmas turun langsung ke wilayah untuk mencari anak usia di bawah satu tahun yang belum mendapatkan vaksin, termasuk melalui layanan di Posyandu. Meski saat ini tidak ada kasus yang dilaporkan, capaian imunisasi masih tergolong rendah.
Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Pandanwangi
Puskesmas Pandanwangi memiliki fasilitas yang cukup memadai meskipun tidak menyediakan layanan rawat inap. Hal ini sesuai dengan aturan yang berlaku untuk Puskesmas yang berada di wilayah perkotaan.
Beberapa layanan yang tersedia antara lain pemeriksaan laboratorium dasar, pelayanan kesehatan gigi, serta pemeriksaan menggunakan tensimeter canggih yang didukung oleh Dinas Kesehatan. Gedung puskesmas dirancang agar nyaman dan tidak membuat pasien merasa sesak.
“Kami lengkapi pemeriksaan, termasuk untuk hipertensi, yang saat ini menjadi penyakit paling umum ditemukan, disusul oleh diabetes,” jelas dr Sri.
Ia menegaskan bahwa keberhasilan mencegah penyakit tidak hanya bergantung pada intervensi medis, tetapi juga kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan pola hidup sehat. Dengan kombinasi antara upaya medis dan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan dapat menekan penyebaran penyakit seperti DBD, hipertensi, dan diabetes.