InfoMalangRaya – Manajemen Arema FC, harus merogoh kocek yang lumayan dalam. Untuk bisa menggunakan Stadion Gajayana, sebagai homebase di Liga 1 musim 2023/2024.
Selain meneken kerja sama dengan Pemkot Malang, mereka juga harus menyiapkan dana untuk merenovasi salah satu stadion tertua di Indonesia ini.
Sebab, ada beberapa syarat agar stadion bisa menggelar pertandingan di Liga 1 musim 2023/24. Seperti lampu penerangan, tribun yang harus single seat, hingga lapangan stadion berstandar.
Poin-poin tersebut, harus dipenuhi manajemen tim Singo Edan untuk melakukan renovasi terlebih dahulu.
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang, Baihaqi, memperkirakan biaya renovasi Stadion Gajayana kisaran Rp10 – 11 miliar.
Baihaqi menyebut, nominal itu didapat dari Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang telah disusun oleh manajemen Arema FC.
“Prioritas dalam renovasi ini terbagi dalam dua poin. Yakni penambahan 10 ribu single seat dan penerangan 1.300 lux. Itu untuk mengikuti standar yang diterapkan Liga 1,” ujarnya, kemarin.
Dirinya menerangkan, dalam proses renovasi tersebut, ada kemunduran jadwal dalam penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS).
Sebelumnya, PKS diperkirakan bisa diteken awal Juni. Namun hingga saat ini belum ada teken kontrak. Karena perjanjian antara Pemkot Malang dengan Arema FC masih dikaji oleh pihak ketiga.
”Progresnya saat ini masih menunggu penilaian dari pihak ketiga, dalam hal ini adalah KJPP (Kantor Jasa Penilai Publik).”
“Senin (3/7/2023) kita siapkan jawaban ke manajemen bahwa kita siap memberikan Stadion Gajayana untuk Arema FC,” tuturnya.
Baihaqi menjelaskan, ada dua hal yang saat ini ditelaah seperti terkait biaya renovasi yang mencapai Rp11 miliar.
Kemudian, biaya sewa terbaru Stadion Gajayana. Itu akan berkaitan dengan pemakaian stadion oleh Arema FC.
”Sistemnya, anggaran renovasi dikonversi langsung ke biaya sewa. Misal, anggarannya jadi Rp 11 miliar, itu artinya Arema FC akan menyewa Gajayana selama 5 atau 10 tahun. Tergantung biaya sewa per pertandingan menurut KJPP,” tambahnya.
Terkait proses penilaian ini, dia mengaku tidak bisa memperkirakan kapan selesainya. Namun, pihaknya menekankan, setelah hasil penilaian keluar, disporapar akan langsung berkoordinasi dengan manajemen Arema FC.
”Setelah penilaian keluar dan Arema FC langsung setuju, maka PKS bisa ditandatangani dan renovasi bisa berjalan,” lanjutnya kepada reporter City Guide FM (Arema Media Grup)
Baihaqi juga menambahkan, untuk pelaksanaan renovasi membutuhkan waktu antara dua sampai tiga bulan.
Sementara, manajemen Arema FC mengakui sudah menyusun RAB, seperti lampu penerangan, pemasangan single seat minimal harus ada 5.000 kursi penonton.
Kemudian, yang akan mendapatkan sentuhan yakni akses menuju stadion. Setelah Tragedi Kanjuruhan, mobilitas keluar masuk para penonton wajib diperhatikan. Hal Itu sebagai langkah antisipasi apabila ada hal yang tidak diinginkan. Aspek ketiga yakni LED skor dan sponsor.
General Manager Arema FC Yusrinal Fitriandi mengaku bila pihaknya sudah memenuhi permintaan pemkot agar pihaknya menghitung estimasi biaya untuk renovasi.
”Mereka (Pemkot) ingin mengkajinya sebelum ada perbaikan,” kata dia.
Dirinya menyebut, pihaknya merumuskan angka kebutuhan renovasi senilai Rp 10 sampai Rp 11 miliar. Menurutnya, ada dua aspek yang perlu merogoh kocek cukup dalam.
Yakni perubahan kursi penonton dan penambahan kapasitas pencahayaan. Inal-sapaan akrabnya menyebut bila Arema FC berniat memasang 10 ribu single seat.
”Kalau standar pencahayaannya adalah 1.300 lux,” tambah dia. (Oky Novianton)
The post Demi Jadi Homebase Arema FC, Stadion Gajayana Perlu Rp11 Miliar untuk Renovasi appeared first on infomalangraya.com.