Surabaya (IMR) – Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Provinsi Jawa Timur menegaskan pentingnya mengubah cara pandang terhadap kesalahan. Alih-alih menyalahkan, kesalahan manusia seharusnya menjadi peluang untuk belajar. Pesan ini disampaikan dalam Webinar Safety Series PT Kereta Api Indonesia (Persero) bertema “Dari Human Error ke Human Learning: Transformasi Keselamatan dengan HOP” pada Jumat (22/8/2025).
Wakil Ketua Dewan K3 Provinsi Jatim, Edi Priyanto, menekankan bahwa kesalahan manusia adalah hal yang wajar. Ia menganalogikan kesalahan seperti anak yang belajar naik sepeda.
“Jatuh adalah bagian dari proses pembelajaran, bukan alasan untuk dihukum. Filosofi sederhana ini perlu menjadi landasan organisasi dalam menyikapi kesalahan,” ujar Edi.
Menurutnya, sebuah organisasi tidak bisa sekaligus menyalahkan dan belajar. Oleh karena itu, budaya saling menyalahkan harus dihentikan dan diganti dengan budaya belajar. Dalam operasional kereta api yang kompleks, potensi kesalahan selalu ada. Namun, yang terpenting adalah bagaimana organisasi meresponsnya.
“Respons yang tepat bukanlah hukuman, melainkan membangun sistem pembelajaran agar organisasi lebih adaptif, resilien, dan tangguh menghadapi risiko,” tegas Edi.
Keberhasilan penerapan konsep Human and Organizational Performance (HOP) ini sangat bergantung pada komitmen para pemimpin.
Edi menuturkan bahwa budaya keselamatan yang kuat hanya bisa tumbuh jika pemimpin memberikan teladan nyata. Ia juga menyebut penerapan HOP terbukti mampu menurunkan angka insiden hingga 30 persen dan memperkuat keterlibatan pekerja dalam menciptakan sistem kerja yang lebih aman.
Dewan K3 Jatim mengapresiasi PT KAI yang membuka ruang diskusi strategis mengenai paradigma baru keselamatan ini.
“Keselamatan bukan sekadar kepatuhan aturan, tetapi hasil dari pembelajaran kolektif yang berkelanjutan,” tutup Edi, berharap HOP dapat menginspirasi sektor transportasi dan industri lainnya di Jawa Timur.
Dengan dorongan ini, diharapkan keselamatan kerja di Indonesia bisa berkembang lebih progresif, berlandaskan budaya belajar yang kuat di setiap individu dan organisasi.[rea]