InfoMalangRaya.com – Tentara penjajahan Israel (IDF) menembak mati tiga warganya yang jadi sandera pejuang Palestina di daerah Shujaiya, Gaza utara, pada hari Jumat setelah salah mengira bahwa mereka adalah “ancaman”, menurut Daniel Hagari, juru bicara militer.
Surat kabar “Israel” Haaretz melaporkan bahwa para sandera ditembak setelah ketiganya berhasil melarikan diri dari tahanan pejuang Palestina.
Israel sedang “meninjau” insiden tersebut, menurut juru bicara militer.
“Pelajaran langsung dari peristiwa tersebut telah dipelajari, yang telah disampaikan kepada semua pasukan IDF di lapangan. IDF mengungkapkan penyesalan mendalam atas insiden tragis tersebut dan menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada para keluarga,” tulis Hagari di X, platform media sosial yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
Para sandera telah diidentifikasi sebagai Alon Shamriz, 26 tahun; Samer Fuad El-Talalka, 24 tahun; dan Yotam Haim, 28 tahun. Haim dan Shamriz dari Kibbutz Kfar Azza, sementara Talalka dari Hura.
“Kami percaya bahwa ketiganya melarikan diri atau ditinggalkan oleh para teroris yang menyekap mereka. Ada kesalahan tragis di sini yang akan kami selidiki sepenuhnya,” kata Hagari, seperti dikutip dari Haaretz.
Serangan pejuang Palestina yang dipimpin Hamas di “Israel” selatan pada 7 Oktober lalu menewaskan 1.200 pemukim. Para pejuang lantas membawa 240 sandera ke Gaza selama serangan tersebut. Beberapa tawanan dibebaskan saat gencatan senjata, namun lebih dari 100 tawanan masih ditahan.
Sejak serangan berjuluk Operasi Taufan Al-Aqsha itu dimulai, serangan balasan “Israel” telah menimbulkan kehancuran besar-besaran di seluruh Gaza, membuat sebagian besar dari 2,3 juta penduduk di wilayah yang diperebutkan itu mengungsi. Sedikitnya 18.787 warga Palestina telah terbunuh, di antaranya sekitar 70 persen di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.
Sebelum “Israel” mengumumkan bahwa mereka telah membunuh tiga sandera, kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa mereka telah merevisi jumlah sandera di Gaza menjadi 132 orang. Israel menganggap 20 orang yang tewas masih berstatus sebagai sandera.
“Bersama dengan seluruh rakyat Israel, saya menundukkan kepala dalam kesedihan yang mendalam dan berduka atas kematian tiga putra kami yang diculik,” kata Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu dalam sebuah pernyataan mengenai para sandera yang terbunuh.
Juru bicara dewan keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan kepada para wartawan bahwa berita pembunuhan itu “memilukan dan tragis” dan bahwa Presiden AS Joe Biden telah diberitahu tentang masalah ini.*
Baca juga: Mantan Sandera Hamas: Pejuang Al-Qassam Memperlakukan Keluarganya dengan Hormat
Dikira Musuh, Israel Tembak Mati 3 Warganya yang Jadi Sandera Hamas
