Pelatihan Kerja untuk Meningkatkan Keterampilan dan Kesempatan Kerja
Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Surabaya terus berupaya memperluas kesempatan kerja bagi warga kota. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan memberikan pelatihan kerja yang mencakup berbagai bidang, mulai dari pertukangan hingga barista. Dengan demikian, masyarakat memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menghadapi tantangan pasar kerja.
Salah satu contoh pelatihan yang diadakan adalah pelatihan batik kepada warga RW 1, Kelurahan Airlangga, Kecamatan Gubeng. Sebanyak 22 ibu-ibu mengikuti pelatihan ini. Hasil karya mereka nantinya akan dipamerkan dan dijual kepada masyarakat luas. Hal ini tidak hanya meningkatkan keterampilan, tetapi juga memberikan peluang ekonomi baru bagi peserta.
Kepala Disperinaker Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro menjelaskan bahwa pelatihan dibagi menjadi dua kategori, yaitu pelatihan bersertifikat dan non-sertifikat. Pelatihan bersertifikat mencakup bidang seperti tukang bangunan, operator alat berat, atau pelatihan keselamatan kerja (K3). Sementara itu, pelatihan non-sertifikat mencakup bidang seperti menjahit, batik, dan barista.
Tahun ini, ribuan warga Surabaya telah mendapatkan pelatihan kerja. Beberapa program utama meliputi:
- 400 warga mengikuti pelatihan di bidang pertukangan
- 750 peserta mengikuti pelatihan alat berat serta keselamatan kerja (K3)
- 300 peserta mendapatkan latihan non sertifikasi, termasuk menjahit dan membatik
Setiap program pelatihan disertai evaluasi pascapelatihan untuk memastikan peserta benar-benar memperoleh manfaat ekonomi. Menurut Hebi, sekitar 60 persen dari seluruh peserta pelatihan tahun ini telah memiliki penghasilan, baik bekerja di perusahaan maupun membuka usaha sendiri.
Mengembangkan Platform untuk Jembatan Dunia Kerja
Untuk menjembatani lulusan pelatihan dengan dunia kerja, Disperinaker Surabaya mengembangkan platform aplikasi bernama Surabaya Siap Kerja (ASIK). Melalui aplikasi ini, perusahaan dapat membuka lowongan kerja dan langsung menjaring tenaga kerja terlatih asal Surabaya. Dengan adanya platform ini, proses pencarian kerja menjadi lebih efisien dan efektif.
Anggota Komisi D DPRD Surabaya, Ajeng Wira Wati menegaskan pentingnya pemberdayaan ekonomi perempuan melalui pelatihan membatik. Ia menilai pelatihan ini merupakan tindak lanjut dari aspirasi masyarakat melalui program pokok pikiran pemberdayaan perempuan.
Menurut dia, pemberdayaan perempuan tidak hanya bertujuan ekonomi, tetapi juga sebagai sarana mempererat rasa kebersamaan sekaligus meluapkan kreativitas seni dan melestarikan budaya lokal. Dengan demikian, diharapkan bisa meningkatkan kewirausahaan di kalangan perempuan.
Membangun Komunitas Kreatif dan Pemasaran Produk
Pelatihan membatik menjadi sarana memperluas jaringan antar perajin. Peserta dapat mengembangkan usaha melalui pertukaran ide dan akses pasar yang lebih luas. Jika dilakukan secara konsisten, Ajeng optimistis kegiatan seperti ini berpotensi menciptakan komunitas kreatif baru.
Hasil karya para peserta pelatihan akan dipamerkan di Ruang Pamer Rumah Padat Karya Viaduct Gubeng. Jika dikelola serius, produk mereka bisa memiliki nilai jual dan menjadi peluang usaha baru. Langkah ini diharapkan bisa memberi ruang promosi bagi produk batik hasil pelatihan.







