Surabaya (IMR) – Dinas Pendidikan (Dindik) Provinsi Jawa Timur (Jatim) bersama Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) se-Jatim merumuskan ulang program Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) untuk tahun 2026.
Perumusan program ini menekankan pada evaluasi jujur dan sinkronisasi yang berbasis bukti nyata (evidence-based). Kegiatan Evaluasi dan Sinkronisasi Program GTK 2026 ini berlangsung di Madiun mulai 30 Oktober–1 November 2025.
Dihadiri 100 peserta, termasuk kepala sekolah SMA, SMK, dan SLB, forum ini menggunakan pendekatan inquiry kolaboratif untuk memastikan program GTK benar-benar berdampak optimal.
Kepala Dindik Jatim, Aries Agung Paewai menegaskan GTK adalah aset terpenting investasi pendidikan jangka panjang. Ia menekankan forum ini adalah ruang refleksi, bukan sekadar laporan.
“Tahun 2025 menjadi momentum untuk belajar, menata ulang, dan memastikan program GTK benar-benar berdampak pada peningkatan kompetensi dan kesejahteraan guru,” ujar Aries di Surabaya, Jumat (31/10/2025).
Menurut Aries, program 2026 harus dirancang dengan prinsip relevansi, sinergi, dan keterukuran. Fokus utamanya, respon terhadap tantangan digitalisasi, pendidikan inklusif, dan penguatan budaya sekolah.
Keterlibatan MKKS dari berbagai jenjang sangat dioptimalkan. Mereka tidak hanya berperan sebagai pelaksana, tetapi juga mitra utama untuk menganalisis data hasil evaluasi. Tujuannya, memastikan perumusan program 2026 berbasis bukti nyata di lapangan.
“Kami ingin kepala sekolah sebagai bagian dari MKKS merasa memiliki program ini sepenuhnya. Setiap rekomendasi disusun bersama berdasarkan data dan pengalaman nyata di lapangan untuk memberi dampak yang lebih besar bagi GTK kita,” tegas Aries.
Kabid GTK Dindik Jatim, Ety Prawesti menjelaskan kegiatan ini krusial untuk mengukur efektivitas program 2025 sekaligus mengidentifikasi faktor pendorong dan penghambat pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU).
“Dari hasil forum ini kami bersama MKKS akan menyusun rekomendasi sinkronisasi program tahun 2026 agar lebih responsif, terukur, dan berdampak langsung pada peningkatan mutu pendidikan di Jawa Timur,” urai Ety.
Menurutnya, sinkronisasi ini penting agar program mendatang selaras dengan kebijakan pusat dan provinsi, serta mampu mendorong peningkatan kesejahteraan dan karir GTK.
Materi yang dibahas meliputi kebijakan pembinaan GTK, pemanfaatan data sekolah untuk penguatan GTK, hingga pembangunan budaya sekolah yang mendukung peningkatan kinerja.
Dindik Jatim berharap kolaborasi ini menghasilkan program GTK 2026 yang benar-benar relevan dan berdampak nyata bagi mutu pendidikan di Jawa Timur. [ipl/beq]







