InfoMalangRaya- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blitar melaporkan adanya 99 kasus suspek flu Singapura dalam sebulan terakhir. Kasus-kasus tersebut ditemukan berdasarkan laporan dari berbagai fasilitas layanan kesehatan (Fasyankes), termasuk puskesmas dan rumah sakit di seluruh Kabupaten Blitar. Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Blitar, Anggit Ditya Putranto, temuan ini menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam jumlah kasus flu Singapura di wilayah tersebut.
Baca Juga :
Arema Malang Hanya Gunakan Stadion Soepriadi Blitar Selama Setengah Musim
“Temuan suspek flu Singapura dari minggu 18 sampai dengan minggu 21 menunjukkan penyebaran yang melibatkan beberapa puskesmas dan rumah sakit di wilayah Kabupaten Blitar,” terang Anggit saat dikonfirmasi pada Kamis (30/5/2024). Dari laporan tersebut, rincian kasus menunjukkan bahwa pada minggu ke-18 terdapat 15 kasus, minggu ke-19 ada 18 kasus, minggu ke-20 melonjak menjadi 40 kasus, dan pada minggu ke-21 ditemukan 26 kasus. Kasus-kasus ini tersebar di berbagai kecamatan di Kabupaten Blitar, seperti Kecamatan Wates, Kecamatan Selopuro, dan daerah lainnya. Anggit menambahkan bahwa kasus suspek flu Singapura tidak hanya ditemukan di Kabupaten Blitar, tetapi juga di beberapa daerah lain. Oleh karena itu, Dinkes Kabupaten Blitar mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dan mengenali gejala-gejala flu Singapura, yang antara lain dimulai dengan demam, diikuti oleh munculnya lesi atau memar di tangan, kaki, dan stomatitis di area rongga mulut. “Meskipun masa penyembuhan flu Singapura biasanya berkisar antara 7-10 hari dengan penanganan yang tepat. Namun perlu diingat bahwa proses penyembuhan tersebut juga dipengaruhi oleh kondisi tubuh individu masing-masing pasien,” jelas Anggit. Flu Singapura, yang juga dikenal dengan nama hand, foot, and mouth disease (HFMD), dapat menyebar melalui kontak kulit, udara pernapasan, cairan dari blister (benjolan kecil) dari pasien, makan dan minum bersama, hingga droplet yang terlempar ke udara saat bersin dan batuk. Anggit menekankan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi.
Baca Juga :
Mulai 1 Juni, Beli Gas Elpiji 3 kg Wajib Pakai KTP
Lebih lanjut, Anggit mengungkapkan bahwa sebagian besar pasien suspek flu Singapura adalah anak-anak, terutama bayi di bawah lima tahun (balita) dan anak-anak di bawah usia 10 tahun. Oleh karena itu, masyarakat dan orang tua diminta untuk lebih waspada terhadap kondisi anak-anak mereka, menjaga kebersihan, serta memberikan asupan makanan bergizi untuk memperkuat sistem imun anak-anak. “Hal yang paling penting adalah menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh. Jika demam tidak kunjung sembuh dan terdapat gejala lain, segera konsultasikan ke Fasyankes untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Selain itu, kami juga akan meningkatkan sosialisasi mengenai pencegahan dan penanganan terkait kasus suspek flu Singapura,” pungkas Anggit. Dinkes Kabupaten Blitar berkomitmen untuk terus memantau perkembangan kasus flu Singapura dan berupaya melakukan langkah-langkah pencegahan guna menekan penyebaran penyakit tersebut. Masyarakat diharapkan tetap tenang namun waspada, serta selalu mengikuti anjuran dari dinas kesehatan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan bersama.