InfoMalangRaya – Nama Rektor Universitas Insan Budi Utomo (UIBU) Malang, Nurcholis Sunuyeko menjadi salah satu nama yang muncul dalam bursa pemilihan Wali Kota Malang. Namanya cukup banyak diperbincangkan, meski Pilwali Malang baru digelar September mendatang. Partai Nasdem menjadi salah satu partai politik di Malang yang disebut telah berkomunikasi dengan pria yang banyak dipanggil Sam Rektor ini. Saat dikonfirmasi, dirinya pun tak banyak memberikan komentar.
Hanya saja, dirinya juga tak keberatan jika memang nantinya, kabar tersebut menjadi kenyataan. Yakni untuk diusung untuk turut berkontestasi dalam perebutan kursi N1. “Ya kalau diajak (diusung sebagai Calon Wali Kota) saya mau,” ujar Nurcholis. Begitu juga jika nantinya, namanya dipasangkan dengan tokoh lain yang diperkirakan juga bakal maju dalam perebutan kursi N1. Misalnya, nama H. Mochammad Anton Wali Kota Malang periode 2013-2018, atau dengan Wali Kota Malang periode 2018-2023 H. Sutiaji. Informasi dihimpun JatimTIMES, dua nama tersebut juga santer dibicarakan bakal meramaikan Pilwali Malang. Namun demikian, dirinya mengaku tak begitu ambil pusing dengan isu yang tengah berhembus tersebut. Sebab menurutnya, pemilihan seorang kepala daerah bukan sekadar menggandengkan satu nama tokoh dengan nama tokoh lain. “Ini kan baru omon-omon (kemungkinan yang belum pasti). Masih banyak kemungkinan lain yang bisa terjadi. Tapi kalau diajak, ya saya mau, lha wong diajak kok,” jelasnya. Akan tetapi, hal itu juga belum dapat dipastikan. Dirinya juga tak sungkan mengakui jika dua nama tokoh tersebut sebenarnya sudah cukup layak untuk kembali maju dalam Pilwali Malang. Bahkan, ia mengaku tak perlu ikut berkontestasi jika dua tokoh itu memang maju Pilwali Malang. “Dua nama itu, (Sutiaji dan Moch. Anton), itu mereka sudah berpengalaman. Dan rasa-rasanya sudah cukup jika mereka saja yang berkontestasi,” terang Nurcholis.
Menurutnya, untuk maju sebagai calon kepala daerah bukanlah perkara yang mudah. Setidaknya ada 3 kriteria yang harus dimiliki oleh siapapun yang ingin maju sebagai kepala daerah. Termasuk di Kota Malang. “Orang itu harus populer, punya uang dan berpengalaman. Dan satu lagi, orang itu tidak pelit. Karena kalau orang itu pelit, dia berarti belum tuntas dengan urusannya, dia masih harus mencari untuk memenuhi (kebutuhan) dirinya sendiri,” tuturnya. Namun demikian, di sisi lain menurutnya akan sangat bagus jika banyak nama yang nantinya berkontestasi dalam Pilwali Malang. Itu artinya, banyak alternatif yang bisa disuguhkan ke masyarakat untuk dipilih menjadi pemimpin selama 5 tahun ke depan. “Kan jadi banyak alternatif. Itu artinya masyarakat jadi punya banyak pilihan,” imbuhnya.