InfoMalangRaya, Indonesia – Miodrag Radulovic, pelatih Lebanon, tak sepenuhnya ikhlas mengucapkan selamat kepada timnas Malaysia yang menjuarai Pestabola Merdeka 2024. Pelatih asal Montenegro itu merasa ada satu hal yang mengganjal dalam hatinya. Dia kecewa terhadap kepemimpinan wasit Thoriq Alkatiri dari Indonesia.
“Ini laga yang dulit karena para pemain kami terlalu respek kepada lawan pada 15 menit awal. Selamat kepada Malaysia karena telah sukses menjuarai turnamen ini. Namun, saya ada sedikit kecewa soal putusan wasit,” kata Miodrag Radulovic seperti dikutip InfoMalangRaya dari Harian Metro.
Pada laga final Pestabola Merdeka 2024, Minggu (8/9/2024), Lebanon takluk 0-1 dari Malaysia. Gol semata wayang pada pertandingan itu dicetak oleh Romel Morales pada menit ke-33. Namun, bukan hal itu yang membuat pelatih Lebanon kesal dan kecewa terhadap wasit. Ada hal lain yang membuat dia marah besar.
Jelang akhir babak kedua, Radulovic mencak-mencak setelah Akhyar Rashid seperti hendak menghentikan permainan setelah ada pemain Malaysia yang tergeletak di lapangan. Namun, dia lantas memberikan umpan kepada Arif Aiman. Bek Lebanon kaget, lalu melakukan pelanggaran dan diganjar kartu kuning kedua.
Pujian Pelatih Lebanon
Putusan Thoriq Alkatiri yang dinilai menyetujui perilaku curang dan tak sportif Akhyar Rashid itu membuat para pemain timnas Lebanon. Demikian pula Miodrag Radulovic di pinggir lapangan. Dia mempertanyakan putusan wasit kepada asisten ke-4, juga terlihat berkonfrontasi dengan pelatih timnas Malaysia, Pau Marti Vicente.
Hingga pertandingan berakhir, protes tersebut masih berlangsung. Namun, pada akhirnya, mereka harus menerima putusan yang dibuat Thoriq meskipun pahit dan dengan berat hati. Faktanya, kekalahan yang mereka derita tak sepenuhnya ditentukan oleh momen tersebut. Malaysia memang tampil lebih baik. Radulovic juga mengakui hal itu.
“Setelah kesulitan pada 15 menit awal, kami mulai bermain bagus. Namun, kami gagal mencegah gol dari skema umpan silang dan setelah itu sulit untuk mengatur permainan. Kami punya beberapa peluang, tapi akhirnya kesuksesan memihak Malaysia. Selamat kepada mereka,” ujar pelatih berumur 56 tahun tersebut.
Sebelum final, pelatih Lebanon itu juga mengakui Malaysia sebagai tim bagus. “Saya menghormati Malaysia. Kami melawan mereka di kualifikasi Piala Dunia dan Piala Asia di Johor Bahru pada 2017. Saya melihat perkembangan mereka dan mereka memang punya potensi. Laga ini adalah kesempatan bagi kami melawan tim kuat,” ujar dia.