InfoMalangRaya.com – Dua ledakan bom menewaskan sedikitnya 103 orang dan melukai puluhan lainnya di Iran pada Rabu 3 Januari, yang merupakan hari peringatan pembunuhan komandan militer terkenal Qassem Soleimani, lapor media Iran.
Dua ledakan tersebut terjadi di Kerman, provinsi asal Soleimani, dalam sebuah upacara di dekat pemakaman tempat Soleimani dimakamkan. Ratusan orang berkumpul di sana untuk memperingati kematiannya dalam serangan pesawat tak berawak AS di jalan bandara di Baghdad pada tahun 2020.
Menurut koresponden Tasnim News, bom-bom yang dikendalikan dari jarak jauh tersebut meledak di lokasi yang berbeda dan berjarak beberapa menit, sementara sejumlah besar ambulans tiba di lokasi ledakan untuk mengevakuasi para korban yang terluka.
“Ledakan-ledakan itu disebabkan oleh serangan teroris,” media pemerintah IRNA mengutip seorang pejabat lokal di provinsi Kerman.
Ledakan pertama berjarak 700 meter dari makam Soleimani, dan ledakan kedua berjarak satu kilometer (0,6 mil) ketika para peziarah mengunjungi lokasi tersebut, IRNA menambahkan.
Kantor berita semi-resmi Nour News sebelumnya mengatakan bahwa beberapa tabung gas meledak di jalan menuju pemakaman.
“Israel” secara luas dicurigai berada di balik serangan tersebut, yang terjadi satu hari setelah entitas Zionis membunuh pemimpin tertinggi Hamas dan komandan militer Saleh al-Arouri di pinggiran kota Dahiyeh, Beirut, pada tanggal 2 Januari.
Enam komandan dan pemimpin politik Hamas lainnya terbunuh dalam serangan pesawat tak berawak yang menargetkan kantor-kantor Hamas. Serangan ini dipandang sebagai eskalasi besar dalam perang antara Hizbullah dan Israel, yang hingga saat ini masih terbatas pada kota-kota di dekat perbatasan Lebanon selatan dan pemukiman Israel utara.
Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah akan memberikan pidato pada malam ini yang akan diamati secara luas untuk mendapatkan petunjuk tentang bagaimana gerakan perlawanan Lebanon akan merespons.
Sebelum kematiannya, Qassem Soleimani sangat dihormati, terutama karena perannya dalam mengalahkan ISIS di Irak dan Suriah melalui kerja sama dengan tentara Suriah dan Unit Mobilisasi Populer (PMU) Irak, serta mempelopori perlawanan regional terhadap “Israel”.*
Leave a Comment
Leave a Comment