InfoMalangRaya.com – India dan ‘Israel’ telah menandatangani perjanjian investasi bilateral yang bertujuan memperluas kerja sama perdagangan dan keuangan, meskipun entitas zionis menghadapi boikot dan tekanan politik yang semakin besar akibat genosida di Gaza.
Kesepakatan tersebut ditandatangani di New Delhi selama kunjungan tiga hari Menteri Keuangan ‘Israel’, Bezalel Smotrich, yang bertemu dengan mitranya dari India, Nirmala Sitharaman.
Perjanjian ini menandai pakta investasi bilateral pertama yang ditandatangani India dengan anggota Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), menurut pernyataan pemerintah ‘Israel’.
Kementerian Keuangan India menyebut kesepakatan tersebut sebagai “tonggak bersejarah” yang akan mendorong kerja sama di bidang teknologi finansial, infrastruktur, regulasi keuangan, dan pembayaran digital.
Menkeu India juga menegaskan bahwa kolaborasi lain seperti “keamanan siber, pertahanan, inovasi dan teknologi.”
Smotrich, yang dikenai sanksi oleh beberapa pemerintah Barat karena hubungannya dengan permukiman ilegal di Tepi Barat, menyebut perjanjian tersebut sebagai “langkah strategis yang penting bagi visi bersama kita.”
“Kesepakatan yang dicapai hari ini antara Israel dan India mencerminkan pertumbuhan ekonomi, inovasi, dan kesejahteraan bersama kita,” tulisnya di X.
Perdagangan bilateral kedua negara mencapai $3,9 miliar pada tahun 2024, dengan investasi bersama senilai sekitar $800 juta.
Kerja sama pertahanan dan keamanan tetap menjadi tulang punggung hubungan, dengan India menjadi pembeli senjata terbesar Israel.
Mempererat hubungan di tengah genosida Gaza
Kesepakatan ini terjadi di saat ‘Israel’ menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional dan dakwaan kejahatan perang di Mahkamah Pidana Internasional atas genosida di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 64.500 warga Palestina sejak Oktober 2023.
Meskipun demikian, India semakin dekat dengan ‘Israel’ di bawah pemerintahan nasionalis Hindu Perdana Menteri Narendra Modi.
New Delhi adalah salah satu ibu kota pertama yang mengutuk serangan mendadak 7 Oktober terhadap Israel sebagai “aksi teror” dan sejak itu menindak demonstrasi pro-Palestina sambil mengizinkan demonstrasi pro-Israel.
Meskipun India secara resmi masih mendukung solusi dua negara, negara ini telah abstain dari beberapa resolusi PBB yang kritis terhadap ‘Israel’, termasuk voting Majelis Umum 2024 yang menyerukan gencatan senjata “segera, tanpa syarat, dan permanen” di Gaza.
Sementara itu, entitas zionis ‘Israel’ telah memperluas hubungan pendidikan dengan India, di mana warga India merupakan kelompok mahasiswa asing terbesar di wilayah yang dijajah.*