Bumi adalah tempat menanam amal, dunia adalah ujian yang menipu, dan hanya bekal untuk akhirat yang akan kekal selamanya
InfoMalangRaya.com | SERING kita dengar kata “dunia” dan “bumi” seolah-olah sama. Padahal, jika kita renungkan lebih dalam, keduanya menyimpan perbedaan besar, baik secara bahasa, makna, maupun fungsi dalam kehidupan dan akhirat. Memahami perbedaan ini bukan sekadar soal kata, tapi juga soal cara pandang terhadap hidup.
Bumi: Tempat Berjejak
Bumi adalah makhluk Allah yang nyata dan fisik. Kita berpijak di atasnya, hidup dari hasil tanamannya, berlindung di atas permukaannya. Ia planet yang menjadi tempat tinggal manusia, satu dari sekian banyak ciptaan-Nya dalam jagat raya.
Dalam Al-Qur’an, bumi disebut dengan kata al-ardh (الأرض):
ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلۡأَرۡضَ فِرَٰشٗا وَٱلسَّمَآءَ بِنَآءٗ وَأَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءٗ فَأَخۡرَجَ بِهِۦ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ رِزۡقٗا لَّكُمۡ ۖ فَلَا تَجۡعَلُواْ لِلَّهِ أَندَادٗا وَأَنتُمۡ تَعۡلَمُونَ“Dia-lah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu…” (QS. Al-Baqarah: 22)
Bumi adalah wadah, ladang tempat kita beramal. Ia tunduk kepada perintah Allah. Bahkan kelak di akhirat, bumi akan bersaksi atas apa yang kita lakukan di atasnya.
يَوۡمَئِذٖ تُحَدِّثُ أَخۡبَارَهَا ٤ بِأَنَّ رَبَّكَ أَوۡحَىٰ لَهَا ٥“Pada hari itu bumi akan menyampaikan beritanya, karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.” (QS. Az-Zalzalah: 4–5)
Dunia: Ujian dan Fase Kehidupan
Berbeda dengan bumi, dunia adalah sesuatu yang lebih abstrak. Dalam bahasa Arab disebut ad-dunyā (الدنيا), berasal dari kata danaa artinya rendah, dekat, dan sementara.
Allah berfirman:
وَمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَآ إِلَّا لَعِبٞ وَلَهۡوٞۖ وَلَلدَّارُ ٱلۡأٓخِرَةُ خَيۡرٞ لِّلَّذِينَ يَتَّقُونَۚ أَفَلَا تَعۡقِلُونَ ٣٢“Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah permainan dan senda gurau belaka. Sedangkan negeri akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” (QS. Al-An‘ām: 32)
Dunia bukan hanya tentang bumi, tapi seluruh isi kehidupan yang fana. Ia bisa melalaikan, jika tidak disikapi dengan iman.
Dunia Itu Lebih Bahaya dari Bumi
Bumi tak pernah menyesatkan kita. Tapi dunia? Dunia bisa menjebak jika dijadikan tujuan. Banyak yang jatuh karena cinta dunia.
Rasulullah ﷺ bersabda:
حُبُّ الدُّنْيَا رَأْسُ كُلِّ خَطِيئَةٍ“Cinta dunia adalah pangkal segala kesalahan.” (HR. al-Baihaqi)
Bumi bisa menjadi saksi amal baik. Tapi dunia bisa menyeret kepada dosa jika hati tertipu olehnya.
Dunia Bisa Menipu, Bumi Tidak
Bumi jujur: jika ditanami benih kebaikan, tumbuhlah pohon amal. Tapi dunia sering menipu dengan fatamorgana.
وَمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلۡغُرُورِ ١٨٥“Dan kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Āli ‘Imrān: 185)
Dunia bisa hadir dalam bentuk jabatan, harta, dan popularitas yang membuat lupa diri.
Kesimpulan dan Renungan
Bumi adalah tempat berpijak.Dunia adalah cara pandang.Bumi akan hancur.Dunia akan lenyap.Tapi amal baik di atas bumi dan dunia akan kekal di sisi Allah.
Maka jangan sekadar jadi penghuni bumi, tapi jadilah penumpang dunia yang tahu arah tujuan: akhirat.
Saudaraku, jangan sampai kita hidup di atas bumi, tapi hati tenggelam dalam dunia. Gunakan bumi untuk menanam amal, gunakan dunia untuk berbekal ke akhirat.
Sebab dunia hanyalah satu dari tiga fase:
Dalam rahim (fase sebelum dunia),
Dunia (fase ujian),
Akhirat (fase penentuan abadi).
Imam Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah berkata:
اَلدُّنْيَا دَارُ مَمَرٍّ لا دَارُ مَقَرٍّ، وَالنَّاسُ فِيهَا رَجُلاَنِ: رَجُلٌ بَاعَ نَفْسَهُ فَأَوْبَقَهَا، وَرَجُلٌ ابْتَاعَ نَفْسَهُ فَأَعْتَقَهَا
“Dunia adalah tempat persinggahan, bukan tempat tinggal. Manusia di dalamnya ada dua golongan: orang yang menjual dirinya sehingga mencelakakannya, dan orang yang membeli dirinya sehingga memerdekakannya.”*/Ahmad Firdaus