Dominasi Marc Marquez di MotoGP 2025
Marc Marquez terus menunjukkan dominasinya dalam gelaran MotoGP 2025. Hingga balapan ke-12, sang juara dunia delapan kali ini masih menjadi penguasa utama dari ajang bergengsi tersebut. Performa luar biasanya membuat para pembalap yang berada di depan merasa tidak percaya diri.
Marquez hanya dua kali gagal menyelesaikan balapan utama di zona podium. Hal ini menunjukkan betapa konsistennya performa pembalap asal Spanyol ini. Di sisi lain, ia selalu berhasil mendapatkan posisi podium setiap kali mengikuti sesi sprint race. Tren positif ini juga terlihat jelas pada seri Ceko beberapa waktu lalu, di mana Marquez berhasil meraih double podium.
Pembalap legendaris MotoGP, Ramon Forcada, menyampaikan teori menarik tentang dampak yang ditimbulkan oleh Marquez. Ia mengklaim bahwa pembalap yang sempat memimpin balapan akan merasa yakin bahwa situasi itu tidak akan bertahan lama. Mereka merasa bahwa Marquez akan segera menyalip mereka, baik dalam waktu singkat maupun lebih lama.
Teori ini didukung oleh komentar dari beberapa pembalap lain, termasuk Marco Bezzecchi dan Pedro Acosta. Mereka menyatakan bahwa semua pembalap yang ada di depan tahu bahwa situasi tersebut tidak akan bertahan lama. “Mereka tahu betul bahwa Marquez akan segera datang,” ujarnya.
Forcada juga menambahkan bahwa Marquez memiliki kemampuan untuk menentukan kapan dan bagaimana ia akan menyalip. “Saat Anda di depan, Anda tahu dia akan datang. Dia akan menyalip saat ingin menyalip,” tambahnya.
Kemenangan ganda di Ceko kemarin semakin memperkuat dominasi Marquez hingga paruh musim 2025. Dengan lima kemenangan beruntun baik di sesi sprint race maupun balapan utama, ia tampak tak terbendung. Dua kandidat penjegal utamanya, Francesco Bagnaia dan Jorge Martin, kesulitan menghadapi performa Marquez yang begitu konsisten.
Forcada juga memberikan pernyataan mengenai persaingan antara Martin dan Bagnaia. “Saya orang yang bertarung untuk posisi kedua, maka yang pertama biasanya akan mendapatkan keuntungan,” katanya. Ia menjelaskan bahwa musim lalu, setiap pekan adalah balapan untuk menjadi juara.
“Kini, kita harus memperhatikan bahwa Jorge Martin dan Pecco (sapaan akrab Bagnaia) tidak berbeda jauh dalam perolehan poin musim lalu,” lanjut Forcada. “Sekarang, apa yang sedang mereka lakukan? Kita masih belum tahu di level mana Martin berada.”
Menurut Forcada, satu hal yang dapat dipastikan adalah bahwa Pecco terlihat lebih lambat dibandingkan dengan tahun lalu. “Mengapa demikian? Karena tahun ini mereka tidak bertarung untuk kemenangan,” imbuhnya. “Tahun lalu, pemenang balapan akan menjadi juara dunia, itulah yang menambah semangat mereka.”