Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Utara Tahun 2025
Perekonomian Kalimantan Utara (Kaltara) pada tahun 2025 diperkirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Angka pertumbuhan diperkirakan berada di kisaran 4,5 hingga 5,0 persen secara year on year (yoy). Hal ini disampaikan oleh Kepala KPw Bank Indonesia (BI) Kaltara, Hasiando Ginsar Manik, dalam Laporan Perekonomian Provinsi Periode Agustus 2025 yang dirilis awal pekan ini.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut didorong oleh beberapa sektor utama. Salah satunya adalah industri pengolahan, yang diharapkan memberikan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2025. Faktor pendukungnya antara lain realisasi investasi dan operasi produksi pabrik pengolahan kertas di Kota Tarakan, peningkatan target produksi CPO oleh perusahaan kelapa sawit, serta target commissioning smelter aluminium di Bulungan pada Triwulan IV 2025.
Selain itu, sektor perdagangan juga diproyeksikan terus meningkat seiring dengan aktivitas ekonomi dan pembangunan yang berlangsung di Kaltara. Adapun untuk sektor konstruksi, pertumbuhan tetap optimis sejalan dengan berlanjutnya Proyek Strategis Nasional, seperti pembangunan Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI), salah satunya yang dikelola PT Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI) di Tana Kuning Mangkupadi, Bulungan, serta PLTA Sei Mentarang di Malinau.
Sektor Lain yang Menunjukkan Pertumbuhan
Dalam laporan BI, pertumbuhan positif juga terjadi pada sektor perdagangan. Hal ini didukung oleh optimisme konsumen, aktivitas perdagangan domestik, serta percepatan proyek strategis. Sementara itu, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mengalami peningkatan tipis. Penyebabnya antara lain kenaikan harga TBS, perluasan lahan padi GERINA, serta optimisme terhadap komoditas perikanan dan rumput laut.
Namun, sektor pertambangan hanya tumbuh terbatas pada tahun 2025 ini. Hal ini disebabkan oleh penurunan permintaan global dan cuaca yang kurang mendukung. Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga selama 2025 terjaga positif. Kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP)/Upah Minimum Kabupaten (UMK) dan optimisme masyarakat menjadi faktor pendorong utamanya.
Sementara itu, konsumsi pemerintah juga tetap tumbuh meskipun melambat karena efisiensi APBD. Untuk investasi, pertumbuhan masih berlanjut seiring pembangunan KIPI dan PLTA. Meski begitu, beberapa proyek infrastruktur mengalami penundaan.
Tantangan yang Menghambat Pertumbuhan
Beberapa tantangan yang menjadi hambatan pertumbuhan ekonomi Kaltara terdiri dari dua faktor utama, yaitu eksternal dan internal. Di tingkat eksternal, perlambatan ekonomi Tiongkok dan India menurunkan permintaan ekspor. Selain itu, konflik geopolitik seperti Rusia-Ukraina, Timur Tengah, serta India-Pakistan juga cukup mengganggu. Ketidakpastian perang tarif dagang dan transisi energi global ke renewable energy juga menjadi faktor penghambat.
Di tingkat internal, cuaca buruk memengaruhi sektor pertanian, perikanan, dan pertambangan. Situasi politik yang tidak kondusif juga berdampak pada investasi. Terakhir, penundaan belanja atau pembangunan strategis pemerintah menyebabkan pelambatan pertumbuhan ekonomi.







