Madiun (IMR) – Udara pagi di NU Center Munggu, Kecamatan Wungu, terasa khidmat pada Sabtu (30/8/2025). Deretan kursi putih berjejer rapi, bendera hijau NU berkibar, dan lantunan Mars Subbanul Wathon menggema, membakar semangat para kader yang datang dari berbagai penjuru Kabupaten Madiun.
Di tempat itulah, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Madiun menorehkan sejarah baru. Melalui Musyawarah Kerja Cabang (Muskercab), lahirlah empat program strategis yang digadang sebagai peta jalan NU lima tahun ke depan.
Empat program itu seakan menjadi kompas yang menuntun arah: penguatan sumber daya manusia, penguatan pendidikan, penguatan kesehatan, dan penguatan filantropi.
Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Madiun, Dr. Moch Munir, berbicara tegas di hadapan hadirin. “NU tidak cukup hanya menjadi organisasi besar secara jumlah, tetapi juga harus kuat secara kualitas,” ucapnya, disambut tepuk tangan yang menggema.
Munir menekankan bahwa NU harus menjadi organisasi yang benar-benar hidup di tengah masyarakat, bukan sekadar nama besar. Kualitas kader, sinergi lembaga pendidikan, layanan kesehatan yang terjangkau, hingga gerakan filantropi berbasis kemandirian umat adalah prioritas yang tak bisa ditawar. “Termasuk gerakan filantropi yang berbasis kemandirian umat,” imbuhnya.
Suasana menjadi semakin hangat ketika KH. Anwar Sholeh Azarkoni, Penasihat Panitia Muskercab, menyampaikan pandangannya. Dengan suara berwibawa ia menegaskan, “Melainkan roadmap jangka panjang yang melibatkan seluruh elemen NU.” Baginya, empat program itu bukan sekadar daftar agenda, melainkan arah baru yang harus diwujudkan dengan langkah nyata.
“Kami ingin memastikan bahwa program ini tidak berhenti di atas kertas, sehingga harus ada langkah teknis, target capaian dan sinergi lintas lembaga NU,” tambahnya.
Dari kursi panitia, Wahyu Winarko, sang Ketua Muskercab, ikut memberi penjelasan. Senyumnya ramah, namun kata-katanya sarat pesan kolaborasi. “Implementasi empat program strategis ini harus kolaboratif,” katanya.
Ia kemudian merinci: kaderisasi SDM akan berjalan lewat pelatihan berjenjang; pendidikan diperkuat dengan sinergi madrasah dan masjid; kesehatan dijawab melalui klinik NU; sementara filantropi digerakkan lewat BMT dan LazisNU. “Semua bergerak bersama untuk kemandirian NU Madiun,” tegasnya.
Hari itu, Muskercab bukan hanya pertemuan organisasi. Ia menjelma menjadi panggung tekad kolektif: bagaimana NU Madiun menata langkah agar tetap relevan dan bermanfaat bagi umat.
Di balik suasana serius sidang pleno dan diskusi komisi, ada keyakinan yang tumbuh: bahwa NU di Madiun akan semakin solid, mandiri, dan mampu memberi kontribusi nyata bagi bangsa.
Acara ditutup doa oleh Rais Syuriah PCNU, Dr. KH Musthofa. Lantunan doanya seolah menjadi restu, agar empat program strategis yang dicetuskan hari itu benar-benar terwujud, bukan sekadar cita-cita.
Di halaman NU Center, selepas acara, para peserta tampak masih saling berbincang, seolah enggan pulang. Mereka membawa pulang lebih dari sekadar dokumen Muskercab—mereka membawa semangat baru, bahwa NU Madiun siap melangkah dengan empat jejak langkah menuju kemandirian umat. [suf]