InfoMalangRaya.com– Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memberikan sinyal kemungkinan pihaknya dalam wakt dekat akan bertemu dengan para pemimpin spiritual dari 300 juta jemaat Gereja Kristen Ortodoks di seluruh dunia, guna mendiskusikan kemungkinan pembukaan kembali sebuah sekolah teologi yang terletak di dekat Istanbul setelah ditutup lebih dari 50 tahun lamanya.
Seminari Halki, didirikan pada 1844, memainkan peran sentral dalam Gereja Ortodoks Timur sebagai sekolah teologi utama dari Patriarkat Ekumenis, tempat di mana para rohaniwan Kristen Ortodoks dididik, termasuk patriark saat ini Bartholomew, lansir Reuters Jumat (26/9/2025).
Presiden Donald Trump menyampaikan isu itu dalam pembicaraan degan Erdogan di Gedung Putih pada hari Kamis, mengatakan bahwa Gereja Ortodoks Yunani sudah mengangkat isu itu ketikan Bartholomew, yang berbasis di Istanbul, mengunjungi Presiden Amerika Serikat itu satu pekan sebelumnya.
“Kami siap untuk melakukan apa saja yang kami bisa untuk saat ini berkaitan dengan sekolah Heybeliada,” kata Erdogan dalam pertemuan dengan Trump. “Saya akan membuka kesempatan untuk mendiskusikan masalah ini dengan (Patriark) Bartholomew setelah saya kembali.”
Kantor Erdogan mengatakan belum jelas kapan pertemuan itu kemungkinan akan berlangsung.
“Pembukaan kembali sekolah itu akan menegaskan penegasan penghormatan terhadap hak keagamaan dan sekaligus memungkinkan Patriarkat Ekumenis untuk mengelola institusi teologi unggulannya lagi,” kata Greek Orthodox Archbishop Elpidophoros of America dalam sebuah pernyataan, menanggapi pembicaraan Erdogan-Trump mengenai seminari tersebut.
Seminari Halki terletak di Pulau Heybeliada dekat Istanbul, yang ditutup pada tahun 1971 oleh pemerintah Turki. Kalangan Muslim dan sekular Turki sejak lama mendapatkan tekanan dari Yunani, Amerika Serikat dan Uni Eropa untuk membuka kembali sekolah teologi Kristen itu.
Seminari itu ditutup menyusul keputusan Mahkamah Agung Turki yang menyatakan bahwa lembaga pendidikan swasta harus berafiliasi dengan universitas-universitas negeri, persyaratan yang ditolak oleh pihak Gereja Ortodoks.
Tahun lalu, Menteri Pendidikan Turki Yusuf Tekin melakukan inspeksi terhadap bangunan seminari itu berkaitan dengan adanya proposal untuk peremajaan bangunannya.*