ORGANISASI Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (Food and Agriculture Organization atau FAO) dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan menyelenggarakan pelatihan wirausaha tani untuk anak muda Indonesia. Program ini memperkenalan generasi muda pada pertanian modern yang berkelanjutan dalam memitigasi dampak perubahan iklim.
Melalui program Petani Keren, 100 anak muda dari berbagai daerah di Indonesia berkumpul di Jakarta dan Lampung untuk mengikuti rangkaian pendidikan dan pelatihan kerja lapangan mengenai sistem pertanian inovatif dan kewirausahaan dari tahun 2024 hingga 2025.
Deputi Bidang Layanan Kepemudaan Kemenpora Yohan menekankan bahwa di tengah tantagan perubahan iklim, ketahanan pangan, dan ketimpangan ekonomi, anak muda harus muncul sebagai pemimpin dalam membangun masa depan pangan Indonesia secara aktif. “Sebagai subjek bukan hanya sekedar objek,” kata Yohan di Jakarta, Selasa, 14 Oktober 2025.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023, hampir 80 persen petani Indonesia berusia 40 tahun ke atas. Saat ini sektor pertanian merupakan penyedia lapangan kerja terbesar di Indonesia sebagai negara agraris, sektor pertanian di Indonesia menyerap sekitar 30 persen dari populasi usia kerja Indonesia atau sekitar 40 juta orang. Sementara itu, hampir separuh dari pengangguran adalah muda berusia 15-29 tahun.
Program Petani Keren mengembangkan modul pembelajaran yang disesuaikan dengan usia generasi muda. Modul ini mencakup pembelajaran dari ladang hingga pasar, hulu hingga hilir. Dimulai dengan memetakan keragaman hayati pertanian lokal dan permintaan pasar, hingga menerapkan pertanian ramah lingkungan yang berteknologi tinggi, sehingga generasi muda dapat mengolah hasil panen menjadi produk bernilai tambah dan mengembangkan agribisnis mereka secara mandiri.
Perwakilan FAO di Indonesia dan Timor Leste Rajendra Aryal mengungkapkan bahwa program ini merupakan langkah penting untuk menarik minat anak muda di bidang pertanian yang dapat menawarkan berbagai peluang. “Anak muda harus memanfaatkan berbagai peluang untuk berpartisipasi dalam tata kelola sistem pangan dan mengintegrasikan perspektif mereka kedalam kebijakan untuk mewujudkan sistem pangan yang adil dan berkelanjutan.” ujar Rajendra Aryal.
Dialog interaktif juga digelar antar perwakilan anak muda dan para pembuat kebijakan dari kementerian Koordinator Bidang Pangan, Kementerian Pertanian, dan Kemenpora guna menyuarakan aspirasi anak muda. Dialog ini memberikan wadah bagi anak muda untuk meningkatkan partisipasi mereka dalam proses pengambilan keputusan dan transformasi sistem pertanian pangan Indonesia.
Salah satu peserta program Petani Keren Shabrina Nur Ain turut menyampaikan harapannya terhadap program ini, “Saya harap Petani Keren menandai awal bagi kita untuk memperluas jaringan dengan berbagai pemangku kepentingan, menyatukan tujuan bersama untuk memajukan pangan dan pertanian Indonesia, serta mewujudkan inovasi ide-ide yang berorientasi solusi menjadi tindakan nyata.” ujarnya.
Program Petani Keren pertama kali diinisiasi pada 2024 di bawah modalitas Program Kerjasama Teknis (TCP) FAO untuk menarik minat generasi muda di Indonesia dalam berwirausaha tani. Inisiatif tersebut pertama kali digagas oleh delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Kepala Staf Kepresidenan saat itu, Moeldoko, pada Forum Pangan Dunia (WFF) yang diselenggarakan di kantor pusat FAO di Roma, Italia. Dalam pertemuan bilateral tersebut, Direktur jendral FAO Qu Dongyu menyatakan komitmennya dalam mendukung Indonesia dalam program tersebut.
Pelatihan percontohan pertama telah dilaksanakan di Jakarta pada 14 Oktober hingga 20 Desember 2024 lalu dengan total 38 orang peserta, pelatihan kedua dilaksanakan di Lampung pada tanggan 17 Juni hingga 29 Juli 2025 dengan total 31 peserta, dan pelatihan terakhir sekaligus penutup dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 16 September hingga 14 Oktober 2024 dengan total 31 peserta.
Proyek ini membangun model pertanian yang inovatif dalam menggabungkan teknologi digital, metode praktis, dan keberlanjutan lingkungan sebagai wadah pendidikannya. Untuk mendorong adopsi teknologi, program Petani Keren juga memperkenalkan anak muda pada pendekatan pertanian cerdas dan pertanian semi-intensif yang dipadukan dengan metode pertanian berkelanjutan seperti permakultur.