Festival Batik Bondowoso 2025 Digelar dengan Meriah
Pada Sabtu, 23 Juli 2025, masyarakat Bondowoso dihibur oleh perayaan yang menarik dan penuh makna. Acara yang diberi nama Festival Batik Bondowoso 2025 digelar di depan Pendopo Raden Bagus Asra, sebuah lokasi yang memiliki arti penting dalam sejarah daerah tersebut. Acara ini menjadi ajang untuk memperkenalkan batik khas Bondowoso kepada publik secara lebih luas.
Dalam acara “Red Carpet Batik Bondowoso”, para tokoh penting seperti kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), camat, hingga jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) tampil mengenakan batik khas Bondowoso. Mereka berjalan di atas karpet merah, menunjukkan kebanggaan terhadap produk lokal yang kaya akan nilai budaya.
Selain itu, festival ini juga diramaikan oleh lomba fashion show yang melibatkan anak-anak dan remaja. Peserta dibagi ke dalam beberapa kategori usia, mulai dari 4–8 tahun, 9–12 tahun, hingga 13 tahun ke atas. Tema utama yang diangkat adalah kearifan lokal Bondowoso, yang mencakup wisata, seni, dan budaya. Dengan demikian, acara ini tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga menjadi wadah untuk melestarikan tradisi dan meningkatkan kesadaran generasi muda terhadap warisan budaya.
Bupati Bondowoso Abdul Hamid Wahid menyampaikan bahwa festival ini bertujuan untuk menumbuhkan kembali rasa bangga terhadap produk dalam negeri, khususnya batik Bondowoso. Ia berharap melalui ajang ini, masyarakat bisa mendapatkan inspirasi, menggali kreativitas, serta mendukung pengembangan seni budaya nusantara. Selain itu, ia menilai festival ini juga menjadi sarana untuk meningkatkan sektor ekonomi.
Menurut Bupati, Festival Batik Bondowoso bukan hanya sekadar perhelatan seni dan budaya, tetapi juga menjadi peluang untuk mengangkat potensi ekonomi kreatif, terutama di bidang fashion. Dengan adanya acara ini, diharapkan dapat menarik perhatian wisatawan dan membuka peluang investasi. Hal ini akan berdampak positif pada pemasaran batik Bondowoso, sehingga semakin dikenal dan diminati.
Plt Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Bondowoso, Molyadi, menjelaskan bahwa festival ini melibatkan pengrajin batik dan pelaku UMKM. Ia berharap kegiatan ini dapat memberikan peningkatan ekonomi bagi masyarakat. Menurutnya, sekitar 500 UMKM binaan terlibat dalam festival ini, baik yang berada di dalam maupun di sekitar Alun-Alun Bondowoso.
Acara ini juga menjadi momen penting untuk memperkuat komunitas pengrajin batik dan pelaku usaha kecil menengah. Dengan adanya kerja sama antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan dapat menciptakan iklim ekonomi yang kondusif dan berkelanjutan. Dengan begitu, batik Bondowoso tidak hanya menjadi simbol budaya, tetapi juga menjadi sumber penghidupan yang layak bagi banyak keluarga.