Festival Pesona Lewomada 2025: Merayakan Budaya dan Potensi Wisata Desa
Desa Wisata Lewomada, yang terletak di Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), akan menyelenggarakan Festival Pesona Lewomada 2025 pada tanggal 9 Juli hingga 11 Juli 2025. Dengan tema “Soga Lewo”, festival ini bertujuan untuk memperkenalkan kekayaan budaya, kearifan lokal, serta potensi wisata yang dimiliki oleh desa ini.
Festival ini juga menjadi ajang bagi pelaku UMKM setempat untuk memperkenalkan produk-produk mereka, baik berupa kerajinan tangan maupun kuliner tradisional khas Lewomada. Acara ini diharapkan mampu meningkatkan minat masyarakat terhadap pariwisata dan ekonomi lokal.
Hari Pertama: Pembukaan yang Meriah
Pembukaan festival dilakukan dengan upacara yang meriah. Rangkaian acara dimulai sejak pagi hari pukul 07.30 WITA dengan persiapan penyambutan tamu. Acara resmi dibuka pukul 08.00 WITA di Digapura 1 atau jembatan utama menuju desa. Pada acara ini, ditampilkan Tarian Hedung Labit, sebuah tarian adat khas Lewomada yang menggambarkan semangat persatuan dan penyambutan hangat terhadap para tamu dan peserta festival.
Setelah prosesi tari penyambutan, tamu undangan diarahkan ke kantor desa untuk menikmati rehat dan santap ringan. Suasana hangat dan penuh keakraban terasa sejak awal, menunjukkan antusiasme warga dalam menyambut festival ini.
Pukul 09.00 WITA, acara dilanjutkan dengan pengukuhan para tokoh masyarakat dan pemuda desa, yang diakui sebagai pelopor dan penggerak pembangunan Desa Lewomada. Seremoni ini menjadi bentuk apresiasi terhadap kontribusi mereka dalam menggerakkan partisipasi warga dalam pembangunan lokal.
Prosesi Budaya dan Misa Syukur
Sebelumnya, sekitar pukul 09.30 WITA, dilakukan perarakan budaya menuju Lapangan SDK Bokang. Warga, pelajar, dan tamu mengikuti iring-iringan sambil diiringi alunan suling dan musik kampung yang menambah suasana sakral dan semarak.
Pukul 10.45 WITA, digelar Misa Syukur memperingati 25 tahun berdirinya Desa Lewomada. Dalam misa ini, umat bersama tokoh agama dan pemangku adat memanjatkan doa syukur atas perjalanan panjang desa serta harapan akan masa depan yang lebih baik.
Selain itu, momen penting lainnya adalah detik-detik mengenang Pesta Perak 25 tahun Desa Lewomada. Seremoni ini ditandai dengan tabuhan gong tunggal, sirene dan klakson kendaraan, pelepasan balon ke udara, serta menyanyikan Lagu Mars Desa Lewomada.
Usai seremoni, acara dilanjutkan dengan sambutan-sambutan dari tokoh-tokoh masyarakat dan perwakilan pemerintah daerah. Semua menunjukkan dukungan penuh terhadap kegiatan yang diyakini mampu menjadi motor penggerak pariwisata dan ekonomi lokal.
Atraksi, Kuliner, dan Malam Pentas Budaya
Setelah sesi makan siang bersama pukul 13.00 hingga 15.30 yang diselingi dengan atraksi dan musik kampung, warga dan tamu beristirahat sebelum kembali berkumpul pada malam hari untuk menyaksikan Pegelaran Pentas Budaya, salah satu acara unggulan festival.
Malam pertama Festival Pesona Lewomada 2025 menghadirkan sepuluh penampilan seni dan budaya dari berbagai kelompok lokal. Acara dimulai pukul 19.00 WITA dengan Tarian Ola Man Man dari Sanggar Soletan Lewomada, disusul Tarian Wadong Alo dari SDI Henga, Tarian Plae Labit dari SDK Wailamung, hingga berbagai fragmen teater seperti Tributo to Ibu Rosalia dan Tonu Wajo dari SMKN Titehena.
Selain itu, penampilan musisi lokal Bruder Rino dan Band Oneiro turut menyemarakkan suasana hingga larut malam.
Agenda Menarik Selama Festival
Festival akan terus berlanjut hingga 11 Juli 2025 dengan berbagai agenda menarik lainnya, seperti lomba seni tradisional, pameran UMKM, dan diskusi budaya. Dengan mengusung tema “Soga Lewo”, Festival Pesona Lewomada 2025 diharapkan menjadi momentum kebangkitan sektor pariwisata desa berbasis budaya.
Warga desa diajak untuk terus menjaga, melestarikan, dan mempromosikan warisan budaya Lewomada sembari membuka diri terhadap peluang ekonomi yang datang bersama geliat sektor pariwisata.
Festival ini bukan hanya selebrasi budaya, tetapi juga sebuah langkah konkret untuk mewujudkan Desa Lewomada sebagai desa wisata yang maju, mandiri, dan berkarakter.