Keanu Hadir dalam Film Agen +62, Bintangi 8 Karakter Sekaligus
Keanu, seorang content creator yang dikenal mampu membuat para pengikutnya tertawa hanya dengan berdiri diam, tiba-tiba muncul di layar lebar sebagai tokoh utama dalam film komedi aksi terbaru yang dibuat oleh Dinna Jasanti. Judul film tersebut adalah Agen +62. Dalam film ini, Keanu memerankan delapan karakter berbeda, menunjukkan kemampuan aktingnya yang luar biasa.
Film Agen +62 bercerita tentang Dito, seorang agen rahasia yang bekerja di Pusat Agen Nasional (PUANAS). Dito sering kali turun ke lapangan untuk menjalankan misi-misi rahasia. Namun, beberapa kali misinya gagal, hingga akhirnya ia kembali bekerja di kantor sebagai agen rahasia kantoran.
Cerita menjadi lebih menarik ketika Dito kembali diberi kesempatan untuk turun ke lapangan. Ia ditugaskan bersama Martha, yang diperankan oleh Rieke Diah Pitaloka, untuk mengungkap sindikat besar judi online yang diduga sedang dijalankan oleh salah satu pejabat, Iqbal, yang akan maju dalam pemilihan kepala daerah melalui kekasihnya, Jessica. Untuk mendekati target, mereka melakukan berbagai penyamaran, mulai dari petugas kebersihan hingga pekerja salon.
Dito dan Martha berhasil masuk ke wilayah Jessica dan mengungkap rahasia baru yang mengejutkan. Bagaimana perjalanan Dito, Martha, dan agen PUANAS dalam menyelesaikan misi mereka? Saksikan film Agen +62 yang kini sudah tayang di layar lebar di kota kamu!
Isu Judi Online dan Pinjaman Online Diangkat dalam Film
Salah satu hal yang paling saya perhatikan selama menonton film ini adalah isu yang diangkat, yaitu judi online dan pinjaman online. Kedua isu ini telah menjadi musuh bebuyutan bagi banyak pihak. Menurut data terbaru, perputaran uang judi online mencapai Rp900 triliun pada tahun 2024. Sayangnya, sebanyak 80 ribu anak juga terlibat dalam isu ini. Meskipun ratusan kasus terungkap dan ribuan tersangka ditangkap, kasus ini masih terus berkembang. Mengapa bisa demikian?
Apakah mungkin ada Iqbal dan Jessica lain di luar sana yang siap memberikan perlindungan penuh dengan memanfaatkan pengaruhnya dalam pengoperasian judi online? Realitas ini disampaikan secara halus dalam film. Beberapa anak tampak memainkan ponselnya dengan layar menampilkan judi online, seolah aktivitas ini adalah hal yang biasa dilakukan.
Saya mengikuti perkembangan langkah pemerintah dalam mengentaskan judi online, namun saya tidak tahu dan tidak tertarik untuk tahu seperti apa tampilannya. Saya berharap agar tidak ada anggota keluarga saya yang harus berurusan dengan aktivitas terkutuk ini. Namun, saya sadar bahwa keputusan untuk menjalani hidup kembali pada individu itu sendiri, bukan pada orang-orang yang peduli.
Dalam film Agen +62, saat pulang ke rumah di malam hari, Dito menemukan ayahnya sedang bermain judi online, yang sedang ia berantas. Scene ini menawarkan intensitas tinggi; anak laki-laki dan bapaknya yang sedang ketahuan main judi. Taruhan dua sudut pandang, bapak yang merasa superior dan tak ingin diatur oleh anaknya atau anaknya yang ingin ayahnya sadar diri dan bisa diajak kompromi menjalani hidup yang sudah cukup kelam ini.
Saya bayangkan, mungkin adegan ini akan berakhir adu jotos. Namun bukan itu poinnya. Jika saat itu saya ada di posisi Dito, sedang melihat ayah saya sibuk bersama ponselnya dengan tampilan judi online di layar, saya mungkin akan abai. Saya mungkin akan lewati begitu saja karena saya berpikir ayah saya sedang bermain game biasa.
Sedikit tersentak, saya seperti terbangun, ternyata ketidaktertarikan saya pada judi online hingga tak ingin tahu sedikitpun termasuk bagaimana tampilannya, bisa jadi boomerang juga. Bagaimana saya bisa menegur jika saya tidak tahu seperti apa ‘wajah’ dari kesalahan itu sendiri?
Pertanyaannya, jangan-jangan ketidaktertarikan tersebut—yang saya rasa juga terjadi pada banyak kalangan—merupakan bentuk apatis dengan isu ini? Saya jadi bertanya-tanya sendiri, mungkin ini adalah salah satu masalahnya; ketidaktahuan orang dewasa dalam sebuah hunian manakala teknologi merajalela di kalangan anak dan remaja.
Komedi Segar yang Mengocok Perut
Meski isu yang diangkat cukup serius, film ini dikemas dalam komedi segar yang siap mengocok perut sepanjang film berjalan. Salah satu adegan yang sangat menghibur adalah upaya Dito dalam menaklukkan Jessica, bukan dengan tinju, senjata, atau hal berbahaya lain, namun dengan pijat kretek yang dilakukan secara cepat. Pijat tradisional Indonesia yang berasal dari Jawa ini berhasil membuat studio penuh dengan gelak tawa para penonton.
Gelak tawa ini juga disertai riuh tepuk tangan. Adegan klimaks yang sebetulnya bisa ditutup dengan penembakan ala-ala Hollywood justru memasukkan unsur tradisional Jawa dalam menumpas kejahatan. Langkah tak terduga, unik, dan ternyata bisa jadi senjata asal tahu caranya.
Jika harus bicara kesimpulan, rasanya film Agen +62 ini menjadi sebuah suara persembahan dari rakyat +62 untuk rakyat +62 itu sendiri.
