Harusnya Horror: Film Horor-Komedi yang Mengangkat Isu Budaya Digital
Film horor-komedi terbaru berjudul Harusnya Horror kini resmi memulai proses syutingnya. Proses produksi film ini dilakukan di Gedung Kuning, EMTEK City, Jakarta Barat. Dalam acara konferensi pers yang digelar untuk merayakan dimulainya penggarapan, para produser menjelaskan visi dan tujuan dari proyek ini. Mereka menegaskan bahwa film ini akan menjadi yang pertama dalam menggabungkan elemen horor dengan sentuhan komedi yang segar dan relevan dengan kehidupan generasi muda.
David Suwarto, salah satu produser film ini, menyampaikan bahwa Harusnya Horror dirancang untuk memberikan pengalaman berbeda dibandingkan film horor konvensional. Meskipun tetap menghadirkan ketegangan dan kesan mengerikan, film ini akan dibalut dengan pendekatan ringan dan penuh kejutan. Tujuannya adalah agar film ini bisa dinikmati oleh berbagai kalangan, terutama anak muda yang sering kali merasa jenuh dengan genre horor yang terlalu serius.
“Kami ingin menciptakan film horor yang tidak hanya menakut-nakuti, tapi juga membuat penonton tertawa. Kami percaya bahwa humor bisa menjadi alat yang efektif untuk membuka wawasan tentang isu-isu penting,” ujar David.
Sridhar Jetty, produser lainnya, melihat Harusnya Horror sebagai peluang bagi sineas muda untuk bereksperimen tanpa meninggalkan akar budaya lokal. Ia menilai kolaborasi antara konten kreator populer dan para sineas profesional akan memberikan energi baru bagi industri perfilman Indonesia. Menurutnya, kerja sama ini bisa menjadi jembatan antara dunia kreatif digital dan dunia perfilman tradisional.
“Film ini bukan hanya tentang hiburan, tapi juga tentang eksplorasi kreativitas. Kami yakin kolaborasi antara sineas muda dan konten kreator akan menghasilkan sesuatu yang unik dan menarik,” tambah Sridhar.
Jimmy Lalwani, produser lainnya, menyoroti ide cerita yang ditawarkan Reza Oktovian, sutradara sekaligus aktor utama film ini. Menurutnya, konsep yang disajikan sangat relevan dengan fenomena sosial saat ini, terutama soal obsesi menjadi viral dan sisi gelap dari dunia digital. Ini menjadi tema utama yang ingin disampaikan lewat film ini.
“Konsep yang ditawarkan oleh Reza dan tim penulis sangat menarik. Kami melihat potensi besar dalam menyampaikan pesan-pesan penting melalui narasi yang lucu namun mendalam,” jelas Jimmy.
Film Harusnya Horror disutradarai oleh Reza Oktovian, yang juga tampil sebagai salah satu pemeran utama. Ia bekerja sama dengan Rahabi Mandra sebagai penulis skenario. Selain itu, film ini dibintangi oleh sejumlah talenta muda seperti Lula Lahfah, Tierison, Garry Ang, Yukatheo, Aldy Renaldy, dan Bravyson.
Dengan tema horor yang dibalut komedi dan kritik sosial terhadap budaya digital, film ini diharapkan mampu menyentuh sisi emosional penonton sekaligus memberikan hiburan yang segar. Tidak hanya sebagai tontonan, Harusnya Horror juga diharapkan menjadi cermin reflektif terhadap era serba viral yang kini tengah kita jalani. Dengan kombinasi humor, ketegangan, dan pesan penting, film ini diharapkan menjadi salah satu ikon baru dalam industri perfilman Indonesia.