Kritik dan Dukungan Setelah Kekalahan Timnas U-23 Indonesia
Kekalahan Timnas U-23 Indonesia dari Vietnam di final Piala AFF U-23 2025 memicu berbagai respons dari berbagai pihak. Salah satu yang menyampaikan kritik tajam adalah legenda sepak bola Indonesia, Rully Nere. Mantan gelandang timnas era 1980-an ini menilai performa Garuda Muda jauh di bawah ekspektasi.
Menurut Rully, para pemain terlalu fokus pada lawan daripada menjaga alur permainan sendiri. Hal ini membuat permainan mereka tidak lancar. Ia juga mengkritik minimnya kreativitas dan variasi serangan yang membuat tim kesulitan membongkar pertahanan Vietnam. Biasanya, tim bisa bermain dengan kombinasi satu-dua, tetapi kali ini tidak terlihat. Bola hanya bergerak ke depan lalu mundur tanpa ada variasi.
Selain itu, Rully menilai tim masih kurang memiliki pemain dengan skill individu yang mumpuni. Tanpa pemain seperti ini, sulit untuk menciptakan permainan yang menarik. Ia juga mengkritisi sikap para pemain yang kerap bereaksi berlebihan terhadap keputusan wasit. Setiap pelanggaran atau keputusan yang tidak menguntungkan, pemain langsung berkumpul. Ini dinilai tidak pantas karena mereka adalah tim nasional, bukan tim lokal.
Meski kecewa, Rully tetap memberikan sedikit ruang harapan, terutama untuk pelatih kepala Gerald Vanenburg. Menurutnya, pelatih asal Belanda ini masih butuh waktu untuk memahami karakter pemain Indonesia. Dia perlu belajar lebih dalam tentang kultur dan cara bermain pemain di sini.
Di tengah kritik tersebut, apresiasi tetap datang. Salah satunya dari Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, yang akrab disapa Ara. Ia memberikan bonus sebesar Rp100 juta kepada masing-masing pemain Garuda Muda dan Rp300 juta untuk setiap pelatih, meskipun Indonesia gagal meraih gelar juara. Ara mengatakan bahwa semangat untuk memberi yang terbaik harus dihargai. Ia memutuskan memberikan bonus sebagai bentuk dukungan moral agar para pemain tidak merasa sendirian.
Ara menegaskan bahwa bonus tersebut berasal dari dana pribadinya, sebagai bentuk kebanggaan terhadap perjuangan timnas. Ia menilai bahwa kekalahan dan kemenangan adalah hal biasa dalam hidup. Yang penting adalah usaha yang dilakukan oleh para pemain, yang layak diapresiasi.
Tindakan Ara mendapat sambutan positif dari Ketua Umum PSSI, Erick Thohir. Ia menilai kontribusi Ara sebagai bentuk nyata kecintaan terhadap sepak bola nasional. Erick menegaskan bahwa federasi juga akan memberikan bonus kepada timnas U-23, meskipun belum menyebutkan nominalnya.
Setelah turnamen ini, Garuda Muda akan kembali bersiap menghadapi tantangan berikutnya, yaitu Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 yang akan digelar di Sidoarjo pada September. Meskipun kekalahan terjadi, semangat dan dukungan dari berbagai pihak tetap menjadi motivasi bagi para pemain untuk terus berjuang dan meningkatkan performa.