Festival Olahraga Masyarakat Nasional VIII NTB Berdampak Besar pada Perekonomian Daerah
Festival Olahraga Masyarakat Nasional (Fornas) VIII Nusa Tenggara Barat (NTB) telah selesai digelar pada 1 Agustus 2025. Selama pelaksanaannya yang berlangsung dari 26 Juli hingga 1 Agustus, event ini berhasil menggerakkan perekonomian lokal dengan perputaran dana yang mencapai ratusan miliar rupiah.
Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, menyatakan bahwa Fornas tidak hanya memberikan kegembiraan bagi peserta dan masyarakat, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Ia menjelaskan bahwa dari pengeluaran tiket pesawat dan hotel saja, sudah ada sekitar Rp150 miliar yang dialirkan oleh para peserta selama penyelenggaraan festival.
“Selain membawa kegembiraan, Fornas memberikan dampak ekonomi yang besar. Diperkirakan perputaran ekonomi mencapai sekitar Rp150 miliar,” ujarnya saat acara penutupan.
Ketua Panitia Fornas VIII NTB, Ibnu Sulistyo Riza Pradipto, menyetujui data tersebut. Menurutnya, angka yang disebutkan oleh Gibran memang akurat terkait perputaran ekonomi dari ticketing. Namun, ia menambahkan bahwa perputaran uang yang berasal dari konsumsi, belanja di lokasi, sewa tenant, serta hasil dari pameran UMKM yang menyertainya jauh lebih besar.
“Kalau kita hitung kasar, perputaran uang yang ada di bawah saat event ini berlangsung sekitar Rp800 miliar,” katanya.
Ibnu menjelaskan bahwa dampak ekonomi dari Fornas VIII/2025 sangat luas. Sejumlah ribu tenaga kerja terlibat dalam penyelenggaraan acara ini, sehingga dapat mendorong kesejahteraan masyarakat. Geliat ekonomi tidak hanya terasa di Mataram, ibu kota NTB, tetapi juga menyebar ke enam daerah lainnya seperti Lombok Tengah, Lombok Barat, Lombok Timur, Lombok Utara, Sumbawa, dan Bima.
Dengan tersebarnya venue acara, potensi pemerataan perputaran keuangan juga terjadi. Banyak tenant di luar pameran UMKM juga mendapatkan manfaat dari adanya Fornas. Radius keramaian mencapai sekitar 1 kilometer dari venue. Hal ini membuat tidak hanya tenant resmi UMKM yang merasakan manfaat, tetapi juga pedagang kaki lima dan pengunjung yang berasal dari kabupaten lain.
Ibnu menyebutkan bahwa jumlah peserta yang hadir pada Fornas VIII/2025 melonjak drastis. Awalnya diperkirakan hanya sekitar 18 ribu orang, termasuk peserta pertandingan, perangkat pertandingan, dan ofisial dari 38 provinsi. Namun, jumlah tersebut meningkat menjadi dua kali lipat, mencapai 42 ribu orang.
“Luar biasa. Semula diperhitungkan hanya 18 ribu orang tetapi kini sudah dua kali lipat lebih yakni mencapai 42 ribu dengan 18 ribu pegiat, ofisial, pengurus acara, penonton, pendukung, tim media, dan wisatawan lokal yang hadir. Jumlah ini yang tidak pernah terekspos sebelumnya,” ujarnya.
Dengan kehadiran 42 ribu orang, belanja mereka selama beberapa hari mencapai sekitar Rp3 juta per orang. Ini berarti total pengeluaran mencapai ratusan miliar rupiah. Belum lagi, kehadiran masyarakat sekitar venue dan pengunjung dari kabupaten lain.
Di sisi lain, Menteri Pemuda dan Olahraga, Dito Ariotedjo, menyampaikan bahwa olahraga sebagai gaya hidup semakin terlihat. Menurutnya, hal ini bisa meningkatkan kesehatan masyarakat, memperkuat industri olahraga dan pariwisata, serta mendongkrak perekonomian secara keseluruhan.
“Saya takjub melihat Fornas yang bisa digelar dengan luar biasa. Ini bisa menjadi pemicu geliat ekonomi di daerah,” ujarnya.
Deputi Bidang Industri Olahraga, Raden Isnanta, menambahkan bahwa ketakjuban menteri juga dirasakan olehnya. Jika dikelola dengan maksimal, dikemas apik, dan dipromosikan dengan baik, ekosistem olahraga masyarakat ternyata bisa memberikan efek positif yang besar.
“Ekosistem olahraga masyarakat, bisa menggerakkan industri olahraga. Buktinya, dengan perputaran ekonomi yang sekitar Rp800 miliar, membuat daerah bisa merasakan efek positifnya,” katanya.