Persaingan Seter Sekda Kabupaten Malang Mulai Memanas
Perebutan jabatan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Malang kini mulai menunjukkan tanda-tanda persaingan yang ketat. Meskipun sebelumnya sempat muncul kekhawatiran bahwa seleksi terbuka (Selter) akan diperpanjang karena jumlah pelamar tidak mencapai empat orang, tampaknya hal tersebut tidak akan terjadi. Sebab, beberapa pejabat penting di lingkungan Pemerintah Kabupaten Malang telah menyatakan minat untuk ikut serta dalam bursa calon Sekda.
Salah satu yang dikabarkan akan ikut adalah Nur Fuad Fauzi, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag), serta Eko Margianto, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD). Meski keduanya belum secara resmi mengumumkan niatnya, mereka terlihat cukup antusias dengan isu ini. Saat ditanya, mereka hanya tertawa, tanpa membantah atau menyetujui informasi tersebut.
Eko, yang memiliki hubungan dekat dengan banyak kepala desa, disebut-sebut memiliki peluang besar untuk maju. Jika salah satu dari dua orang ini memutuskan untuk mendaftar, maka jumlah pelamar akan mencapai ambang batas minimal, yaitu empat orang. Saat ini, sudah ada satu pelamar yang secara resmi mendaftar, yaitu Dr Ir Budiar, Kepala Dinas PU Cipta Karya. Ia menjadi pelamar pertama yang mendaftar pada hari Kamis (24/7/2025).
Kehadiran Budiar yang berani mendaftar lebih awal, tampaknya memberikan semangat kepada dua pejabat senior lainnya, yaitu Nurcahyo, Penjabat Sekda, dan Ir Avicenna M Saniputra, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura, dan Perkebunan (DTPHP). Informasi yang beredar menyebutkan bahwa keduanya sedang menyiapkan berkas persyaratan, termasuk menjalani tes kesehatan.
Menurut Asep Kusdinar S Hut, MH, Ketua Tim Panitia Seleksi (Pansel), hingga Sabtu (26/7/2025), peta pertarungan masih dipegang oleh Nurcahyo dan Avicenna. Nurcahyo memiliki keuntungan karena ia telah menjabat sebagai Penjabat Sekda sejak 23 Mei 2025 lalu. Sementara itu, Avicenna dianggap tidak memiliki kubu, sehingga sulit untuk dimusuhi atau dianggap sebagai lawan.
Budiar, di sisi lain, dianggap sebagai sosok yang masih junior. Seperti pohon durian yang daunnya lebat dan subur, namun buahnya masih jarang. Berbeda dengan Nurcahyo yang dianggap sebagai incumbent dalam proses Selter ini. Beban yang dihadapi Nurcahyo cukup berat, karena ia harus mempertahankan posisinya sebagai Penjabat Sekda selama dua bulan terakhir.
Oleh karena itu, ia harus cerdik dalam memainkan strategi agar tidak digeser oleh pesaing lain. Seperti kata pepatah, “kalau sudah duduk janganlah berdiri”, agar tidak kehilangan posisi. Bahkan, jika bisa, “kalau sudah duduk (pura-pura) lupa berdiri”.
Menurut Ir H Kholiq MAP atau Gus Kholiq, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Malang, pertarungan ini sangat menarik. Namun, ia menekankan bahwa sportivitas harus tetap dijaga. Jangan sampai ada upaya diam-diam saling menjatuhkan atau mencari masalah agar lawan gagal. Menurutnya, hal tersebut tidak baik karena sesama teman sendiri.
Selain itu, terdapat informasi yang menyebutkan bahwa salah satu calon Sekda telah dilirik oleh aparat penegak hukum minggu ini. Meski kasusnya belum jelas, apakah benar atau sengaja dibuat, hal ini membuat kompetisi yang sudah hangat ini semakin panas.