InfoMalangRaya, Indonesia – Resmi bergabung dengan Olympique Marseille dari Juventus, Timothy Weah mengungkapkan ambisi besarnya. Dia bertekad membawa Les Pocheens meraih trofi, sesuatu yang diraih untuk kali terakhir pada 2011-12 di Coupe de la Ligue dan Thophee des Champions. Tekad itu tak ubahnya ancaman bagi Paris Saint-Germain yang sedang mendominasi sepak bola Prancis.
“Sebetulnya, ada tawaran dari klub lain. Namun, begitu mereka (Marseille) menelepon, sangat jelas hanya ada satu tim untukku. Ini sempurna. Kita tahu stadion dan fan di sini. Aku tak punya posisi favorit ketika tiba di sebuah klub. Pelatih melihatku sebagai pemain serbabisa. Satu-satunya yang kuinginkan adalah menang,” urai Timothy Weah seperti dikutip InfoMalangRaya dari laman resmi klub.
Dia lebih lanjut mengungkapkan, “Aku datang ke Marseille hanya dengan satu Target. Itu adalah memenangi sesuatu. Kami semua ingin mencetak gol, memberikan assist. Target semua orang di sini adalah memenangi sesuatu. Aku sekarang berumur 25 tahun. Aku punya 8 tahun tersisa untuk meraih gelar. Aku harap kami bisa bekerja sama dengan baik. Kita akan bicarakan lagi pada akhir musim nanti.”
Weah punya modal berharga. Dia terbilang berpengalaman membantu tim-tim yang dibelanya mriah gelar juara. Dia pernah juara Ligue 1 bersama Paris Saint-Germain dan Lille OSC, juara Premier League Skotlandia bersama Celtic FC, juara Coppa Italia bersama Juventus, dan juara Piala Emas Concacaf bersama timnas Amerika Serikat.
Kegembiraan Tambahan Timothy Weah
Datang sebagai pemain pinjaman dari Juventus, Timothy merasa punya modal lebih untuk membawa Olympique Marseille mematahkan dominasi Paris Saint-Germain. Modal itu terutama pengalaman dua musim membela Juventus yang dinilai sangat berharga dan membuatnya jadi pemain yang lebih baik.
“Dapat bermain untuk klub besar seperti Juventus adalah hal yang luar biasa. Aku tumbuh di sana, mendapatkan banyak pengalaman. Aku senang berada di sana, bermain dengan rekan-rekan setimku. Aku ingin mendorong diriku sendiri sedikit lebih lagi,” kata pemain yang juga anak pemain legendaris dan eks Presiden Liberia, George Weah, itu.
Hal yang menaris, sang ayah juga sempat membela Marseille meskipun hanya beberapa bulan. Dia pun mendapat beberapa masukan dari ayahnya setelah sang agen memberitahukan ketertarikan Les Pocheens. Di samping itu, dia pun senang akan kembali bermain dengan Adrien Rabiot, rekan seklubnya semasa di PSG dan Juventus.
Soal Rabiot, Weah berujar, “Dia tak ubahnya saudara bagiku. Kami bermain bersama di Paris dan Juve. Dia dulu muda dan sekarang lebih tua. Terima kasih kepada dia, ini jadi rumahku. Aku punya saudara di sini, pelatih dan manajemen yang percaya kepadaku, dan para fan yang menyambutku dengan tangan terbuka. Apa lagi yang kurang?”