InfoMalangRaya.com – Para pemuda Muslim Belanda bentrok dengan polisi saat mereka berupaya menggagalkan pembakaran Al-Quran yang dilakukan oleh pemimpin gerakan Patriotik Eropa Melawan Islamisasi Barat (PEGIDA), Edwin Wagensveld.
Hal tersebut lantaran aksi demonstrasi PEGIDA, yang mendapatkan “izin” dari pemerintah kota Arnhem untuk melakukan pembakaran Al-Quran, mendapat pengawalan ketat polisi.
Para pemuda Muslim berusaha untuk mengintervensi aksi PEGIDA, yang menyebabkan penghentian demonstrasi, kata polisi, menambahkan bahwa tiga orang ditangkap karena ketidakpatuhan dan tiga petugas mengalami luka ringan.
Sementara itu, pemimpin PEGIDA ditempatkan di bawah perlindungan polisi.
Aksi heroik para pemuda Muslim itu terekam dalam sebuah video yang viral di sejumlah sosial media. Dalam video tersebut nampak pria yang diduga Wagensveld membasahi salinan Al-Quran dan terlihat akan membakarnya.
Namun, sejumlah pria lantas menerobos barikade polisi dan menendang serta menjegal Wagensveld. Pemimpin PEGIDA itu pun terlihat gagal membakar Al-Quran.
🔴 SON DAKİKAHollanda’da polisin gözü önünde Kur’an-ı Kerim yakıldı. Müslümanlar, Kur’an yakan kişileri darp etmek için müdahalede bulundu. pic.twitter.com/dsuBt3fyx7— Islamist Agenda (@islamistagenda) January 13, 2024
Walikota Arnhem Ahmed Marcouch mengatakan bahwa membakar kitab suci tidak dilarang di Belanda. Marcouch mengatakan meskipun tindakan seperti itu mungkin dapat dimengerti untuk mempengaruhi orang, menggunakan kekerasan tidak dapat diterima.
Di Belanda, walikota memiliki wewenang untuk melarang demonstrasi jika mereka mengantisipasi gangguan ketertiban umum.
Yildirim Usta, seorang anggota dewan dari Partai Denk di Arnhem, mengkritik Marcouch dalam sebuah pernyataan karena mengizinkan penistaan Al-Quran oleh PEGIDA.
Usta mengkritik pengawasan terhadap serangan Al-Quran PEGIDA, dengan menyebutnya sebagai kejahatan kebencian dengan kedok kebebasan berbicara.
Ia menyatakan ketidakpuasannya terhadap penanganan polisi terhadap para pengunjuk rasa Muslim dan mengumumkan rencana untuk mengambil inisiatif di dewan kota untuk mengambil tindakan yang lebih kuat terhadap kejahatan kebencian.
Baca juga: (Video) Pemuda Muslim Membawa Lari Salinan Al-Quran yang Hendak Dibakar Pegida
Semakin Banyak Provokasi
Dalam serangan terhadap Al-Quran yang dilakukan oleh Wagensveld pada tahun 2022 dan 2023, dilaporkan bahwa jika ia membakar Al-Quran, polisi akan turun tangan karena adanya larangan pembakaran di tempat umum, sesuai dengan peraturan ketertiban dan keamanan publik.
Wagensveld merobek-robek Al-Quran di bawah perlindungan polisi di depan gedung parlemen sementara Belanda di Den Haag pada 22 Januari 2023, dan sendirian dalam sebuah demonstrasi di Utrecht pada 13 Februari 2023.
Demikian pula, rencana pembakaran Al-Quran oleh PEGIDA di Rotterdam pada 22 Oktober 2022, berakhir sebelum dimulai dengan penangkapan Wagensveld.
Kelompok-kelompok Muslim berkumpul di lokasi yang direncanakan di Rotterdam, meskipun PEGIDA telah mengumumkan pembakaran tersebut, dan mengorganisir demonstrasi tandingan karena acara tersebut tidak dilarang.
Setelah ditahan dan dibebaskan pada hari yang sama, Wagensveld pada hari berikutnya, mencoba melakukan aksi serupa di Den Haag namun kembali ditangkap oleh polisi karena tidak mematuhi peraturan demonstrasi.
Tahun lalu, pada tanggal 18 Agustus dan 23 September, Wagensveld merobek-robek Al-Quran di depan Kedutaan Besar Turki di Den Haag.*
Baca juga: Berupaya Hentikan Pembakaran Al-Quran, Belasan Orang Swedia Ditangkap Polisi