Surabaya (IMR) – Konten kreator, Fathian Haviz Aulia, atau yang lebih dikenal sebagai Fathian Pujakesuma, melalui media sosialnya, ia berharap agar film animasi Merah Putih One For All dibatalkan penayangannya.
“Sepertinya cukup bercandanya. Izinkan gue menanggapi ini dengan serius kali ini. Gue berharap (Merah Putih One for All) dibatalkan untuk tayang di bioskop Indonesia. (terhitung postingan ini, masih ada 4 hari sampai tanggal rilis film ini),” ujarnya dalam unggahan Instagram dan Threads, Minggu (10/8/2025).
Menurutnya, saat ini kualitas film lokal sedang bagus dan tinggi-tingginya. Bahkan, penikmat film-film luar negeri dinilai mulai lesu.
“Walau belum ada filmmaker yang menuntut ini. Sebagai penikmat film, gue aja yang mengawali. Alasannya sederhana: perfilman Indonesia nggak layak dapat film kayak gini, apalagi di momen sekarang, ketika film Indonesia lagi bagus-bagusnya. Yes, lagi bagus-bagusnya. Di saat perfilman luar negeri, bahkan Hollywood sekalipun, sedang fatigue,” jelasnya.
Pria yang kerap membuat konten dengan mengangkat isu-isu kebijakan publik dan sosial, ini pun merasa terganggu dengan kemunculan trailer maupun poster dari film animasi yang dikabarkan akan tayang menjelang Hari Kemerdekaan Indonesia tersebut, tepatnya pada 14 Agustus 2025 nanti.
“Kalau film ini beneran tayang di bioskop, di mata gue itu sama aja kayak ngeludahin muka para filmmaker lain yang udah kerja keras bawa perfilman lokal sampai ke titik ini. Gak cuma filmmaker, penikmat film setidaknya gue pribadi pun merasa diberakin di depan muka,” ujarnya geram.
Ia pun mengaku bingung untuk menuntut keluhan tersebut ke mana? Antara ke Lembaga Sensor Film (LSF), Kementerian Kebudayaan (Kemenbud), Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf), Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), atau bahkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Namun untuk saat ini, Fathian merasa setidaknya keresahannya tersebut ada yang membaca.
Menurut Fathian banyak hal yang menjadi sorotan utama dari film tersebut. Mulai selera pembuat animasinya dan aset yang dibeli di internet melalui platform luar negeri. Tak hanya itu, ia juga mempertanyakan terkait anggaran pembuatan film animasi Merah Putih One For All tersebut yang disebut mencapai angka 6,7 miliar. Bahkan dikerjakan dalam waktu singkat, yakni sekitar 1,5 bulan saja.
“Asal-asalan. Asal-asalan. Abis ini bakal ada yang bilang: ‘Biarin aja lah tayang, kalau nggak mau nonton ya jangan beli tiket. Jangan jelek-jelekin karya orang’. Eh, gue nggak perlu jelek-jelekin. Udah ancur dari sananya,” pungkasnya. (fyi/but)