InfoMalangRaya.com – Gelombang pertama tenaga kerja India telah berangkat ke Israel setelah entitas Zionis melarang para pekerja Palestina untuk bekerja di sana, lapor sejumlah media India.
Kelompok pertama yang terdiri dari 64 pekerja kontruksi dari Haryana utara dan Uttar Pradesh sedang dalam perjalanan menuju Israel, The Hindu melaporkan.
Duta Besar Israel untuk India, Naor Gilon, juga mengkonfirmasi perkembangan tersebut, dengan mengunggah foto-foto pelepasan kelompok pertama di ibukota New Delhi.
“Hari ini kami mengadakan acara perpisahan dari angkatan pertama dari 60+ pekerja konstruksi India yang pergi ke Israel di bawah perjanjian G2G. Ini adalah hasil dari kerja keras banyak pihak, termasuk @NSDCINDIA [Perusahaan Pengembangan Keterampilan Nasional India]. Saya yakin bahwa para pekerja ini akan menjadi ‘duta besar’ dari hubungan P2P [people to people] yang luar biasa,” kata Gilon di X.
Today we had a farewell event from the first batch of 60+ Indian construction workers going to Israel under the G2G agreement. This is an outcome of hard work of many, including @NSDCINDIA. I’m sure that the workers become ‘ambassadors’ of the great P2P relations between 🇮🇳🇮🇱. pic.twitter.com/S94OQz4BTG— Naor Gilon (@NaorGilon) April 2, 2024
Desember lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meminta mitranya dari India, Narendra Modi, untuk mengirimkan 10.000 pekerja konstruksi karena negaranya menghadapi kekurangan tenaga kerja setelah Tel Aviv melarang ribuan orang Palestina untuk bekerja di negaranya, menurut laporan tersebut.
Dakwah Media BCA – Green
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal InfoMalangRaya (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Mengikuti permintaan Netanyahu, India meluncurkan upaya perekrutan besar-besaran di Haryana dan Uttar Pradesh untuk mencari orang-orang yang dapat bekerja di Israel.
New Delhi diperkirakan akan mengirimkan pekerja yang tersisa dalam beberapa minggu mendatang. Namun, keselamatan para pekerja India menjadi isu utama, kata laporan itu.
Pihak berwenang India mengatakan bahwa lebih dari 1.500 pekerja akan dikirim ke Israel bulan ini, meskipun ada tentangan dari Pusat Serikat Pekerja India, yang telah mendesak pemerintah untuk tidak mengirim pekerja India ke sana.*