Tren tidak memiliki anak (Childfree) meningkatkan risiko kanker ovarium, kata Dr. Tan Teck Sin, Pakar Konsultan Ginekologi dari Subang Jaya Medical Centre (SJMC), Malaysia
InfoMalangRaya.com– Fenomena pasangan muda yang memilih gaya hidup tanpa anak atau dikenal dengan istilah “childfree” dan DINK (Dual Income No Kids) semakin populer. Namun, tren ini disoroti oleh para ahli medis karena berpotensi meningkatkan risiko kanker ovarium pada wanita.
Dr. Tan Teck Sin, Pakar Konsultan Ginekologi dari Subang Jaya Medical Centre (SJMC), Malaysia, menjelaskan bahwa kehamilan memiliki efek protektif terhadap kanker ovarium.
Hal ini karena selama kehamilan, frekuensi ovulasi berkurang, sehingga menekan kemungkinan mutasi sel pada ovarium yang dapat berkembang menjadi kanker.
“Setiap kehamilan secara alami mengurangi jumlah ovulasi, yang menurut penelitian dapat menurunkan risiko kanker ovarium. Selain itu, perubahan hormonal seperti peningkatan progesteron dan kondisi peradangan selama kehamilan juga berperan dalam melindungi tubuh dari perkembangan sel abnormal,” ujar Dr. Tan dalam wawancara dengan Utusan Malaysia baru-baru ini.
Data epidemiologis menunjukkan bahwa wanita yang mengalami kehamilan berulang atau menggunakan kontrasepsi oral (pil KB) memiliki risiko kanker ovarium yang lebih rendah, hingga hampir 50 persen, dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah hamil atau tidak pernah menggunakan pil KB.
Tren memilih tidak memiliki anak ini seringkali dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tekanan ekonomi, fokus pada karier, dan keinginan untuk meraih kebebasan hidup.
Meski demikian, Dr. Tan mengingatkan pentingnya kesadaran akan risiko kesehatan reproduksi yang mungkin meningkat akibat gaya hidup ini.
Para ahli kesehatan menganjurkan agar wanita yang memilih pola hidup tanpa anak untuk melakukan pemeriksaan rutin dan berkonsultasi dengan dokter guna memantau kondisi reproduksi mereka serta memahami risiko jangka panjang terkait kanker ovarium.*
Baca juga PP Muhammadiyah: Childfree Tak Sesuai dengan Ajaran Islam