InfoMalangRaya.com—Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) mengkonfirmasi pada hari Senin bahwa Gaza dan rakyatnya yang tangguh, segera akan bangkit untuk membangun kembali apa yang dihancurkan oleh penjajah, dan menekankan bahwa kejahatan Zionis ‘Israel’ selama 471 hari terakhir tidak berhasil “menggusur rakyat dan perlawanan mereka yang gagah berani untuk berpegang teguh pada tanah dan menghadapi agresi”.
“Gaza, dengan rakyatnya yang hebat dan tangguh, akan bangkit kembali untuk membangun kembali apa yang telah dihancurkan oleh penjajah, dan akan terus bertahan hingga penjajah dikalahkan, dan pendirian negara Palestina merdeka dengan Baitul Maqdis sebagai ibu kotanya,” demikian kata Hamas dalam sebuah pernyataan terbaru dikutip Al-Mayadeen Net.
Pejuang pembebasan paling ditakuti tentara Zionis itu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa gambar-gambar penghancuran infrastruktur sipil yang meluas di semua wilayah Gaza yang terungkap adalah “bukti kebrutalan entitas fasis ini yang lolos dari semua nilai kemanusiaan.”
Hamas menambahkan bahwa “kejahatan brutal ini, belum pernah terjadi sebelumnya di era modern, dilakukan oleh penjajah dan tentara fasisnya, di depan mata dunia, yang mengharuskan mengaktifkan semua kerangka hukum internasional untuk menuntut para pemimpin penjajah dan tentaranya sebagai penjahat perang.”
Pernyataan itu menunjukkan bahwa “kejahatan sistematis penjajah, selama 471 hari, tidak berhasil menggusur rakyat kami dan perlawanan gagah berani mereka untuk berpegang teguh pada tanah dan menghadapi agresi,” katanya.
Sebelumnya hari ini, Hamas menegaskan bahwa adegan kegembiraan rakyat Palestina selama penerimaan gelombang pertama tahanan yang dibebaskan dalam kesepakatan gencatan senjata, terlepas dari langkah-langkah represif penjajah, merupakan deklarasi pembangkangan terhadap penjajah, dan merupakan “ekspresi kehausan mereka akan kebebasan dan pembebasan tanah dan tempat-tempat suci mereka.”
Sebelumnya, hari Ahad, 19 Januari 2025, perjanjian gencatan senjata di Gaza antara kelompok pejuang pembebasan Palestina dan entitas penjajah ‘Israel’ mulai berlaku.
Dalam operasi pertukaran tahanan pertama dilakukan dalam perjanjian tersebut disepakati Hamas membebaskan 3 tahanan Israel diganti 90 tahanan Palestina dari penjara penjajah ‘Israel.*