Penyebab dan Dampak Virus RSV pada Masyarakat
Virus Respiratory Syncytial (RSV) merupakan salah satu penyebab utama penyakit yang menyerupai flu hingga infeksi saluran pernapasan dan paru-paru di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Meski sering dianggap sebagai penyakit biasa, RSV memiliki potensi bahaya yang cukup besar terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak di bawah usia 2 tahun dan lansia.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Sally Aman Nasution menjelaskan bahwa bagi individu dengan sistem imun kuat, gejala RSV biasanya ringan dan mirip dengan gejala flu biasa. Pada kondisi ini, tindakan perawatan diri umumnya sudah cukup untuk mengurangi ketidaknyamanan. Namun, bagi kelompok rentan seperti lansia atau orang dengan kondisi kesehatan tertentu, RSV dapat menyebabkan infeksi yang lebih berat dan berisiko tinggi.
Menurut Sally, lansia dengan komplikasi jantung memiliki risiko 5,5 kali lebih tinggi untuk dirawat di rumah sakit akibat RSV. Sementara itu, pasien gagal jantung memiliki risiko rawat inap hingga 7 kali lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak memiliki gangguan jantung. Hal ini menunjukkan pentingnya pencegahan dan pengenalan dini gejala RSV, terutama pada populasi berisiko tinggi.
Cara Penularan RSV
RSV menyebar melalui udara melalui droplet pernapasan yang terinfeksi. Virus ini bisa masuk ke dalam tubuh melalui mata, hidung, atau mulut. Di dalam lingkungan rumah, penularan bisa terjadi melalui kontak dekat dengan anak yang terinfeksi atau melalui perawat yang merawat lansia. Bahkan, sebagian besar orang yang terinfeksi RSV tidak menunjukkan gejala sama sekali, namun tetap bisa menjadi sumber penularan.
Virus ini juga mampu bertahan selama beberapa jam di permukaan benda keras seperti meja dapur, gagang pintu, pagar, dan lainnya. Jika seseorang menyentuh benda tersebut lalu menyentuh mata, hidung, atau mulut, maka risiko penularan akan meningkat secara signifikan.
Gejala yang Muncul Akibat Infeksi RSV
Gejala RSV biasanya muncul antara empat hingga enam hari setelah paparan virus. Pada orang dewasa atau anak pra-remaja yang memiliki daya tahan tubuh kuat, gejalanya biasanya ringan dan mirip dengan gejala flu. Beberapa gejala yang sering muncul antara lain:
- Hidung tersumbat atau berair
- Batuk kering
- Demam ringan
- Sakit tenggorokan
- Bersin
- Sakit kepala
Namun, pada kasus yang parah, RSV bisa menyebar ke saluran pernapasan bagian bawah, sehingga menyebabkan pneumonia atau bronkiolitis. Tanda dan gejala yang muncul pada kasus ini antara lain:
- Demam
- Batuk parah
- Mengi
- Napas cepat atau kesulitan bernapas
- Warna kulit kebiruan karena kekurangan oksigen (sianosis)
Selain itu, RSV juga dapat memicu komplikasi pada penderita penyakit jantung (52%), penyakit paru (36%), diabetes (31%), penyakit jantung kronis, dan penyakit ginjal kronis.
Pencegahan dengan Vaksinasi RSV
Untuk mencegah komplikasi yang disebabkan oleh RSV, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) merekomendasikan vaksinasi RSV kepada orang dewasa berusia 60 tahun ke atas, terutama bagi mereka yang memiliki komorbid yang meningkatkan risiko infeksi berat.
Vaksinasi RSV dapat diberikan dalam bentuk RSV Beradjuvan yang diberikan sebanyak satu dosis dan tersedia untuk usia 50 tahun ke atas. Sementara itu, RSV Bivalen diberikan sebanyak satu dosis untuk usia di atas 60 tahun. Vaksinasi ini menjadi langkah penting untuk melindungi kelompok rentan dari dampak buruk RSV.