Gempa Kecil di Bandung Barat, Warga Merasakan Getaran
Gempa tektonik akibat aktivitas Sesar Lembang kembali terjadi dan dirasakan oleh sebagian warga Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Peristiwa gempa ini tercatat oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan kekuatan Magnitudo 1,7 pada hari Rabu, 20 Agustus 2025, pukul 12.28 WIB.
Menurut hasil analisis BMKG, pusat gempa berada di darat dengan koordinat 6,81 derajat Lintang Selatan dan 107,51 derajat Bujur Timur. Titik tersebut berjarak sekitar 3 kilometer arah barat laut dari pusat Kabupaten Bandung Barat. “Gempa memiliki kedalaman dangkal yaitu 10 kilometer yang disebabkan oleh aktivitas Sesar Lembang,” ujar Kepala BBMKG Wilayah II Tangerang Hartanto dalam keterangan tertulis setelah peristiwa gempa.
Dampak gempa yang dilaporkan oleh masyarakat terjadi di wilayah Kabupaten Bandung Barat dengan skala intensitas II MMI. Hal ini berarti getaran gempa dirasakan oleh beberapa orang dan membuat benda-benda ringan yang digantung seperti tirai atau lampu bergoyang.
Hingga saat ini, BMKG belum menerima laporan mengenai kerusakan bangunan akibat gempa tersebut. Dari hasil pemantauan hingga pukul 13.33 WIB, tidak ada aktivitas gempa susulan yang terdeteksi. BMKG mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Aktivitas Sesar Lembang yang Meningkat
Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa pusat gempa hari ini berada di segmen sebelah barat dari Sesar Lembang. Hal ini mirip dengan gempa M2,3 yang terjadi sehari sebelumnya, yaitu pada Selasa 19 Agustus 2025, pukul 11.41 WIB. Pada waktu itu, gempa juga terjadi sekitar tengah hari.
Berdasarkan data gempa dari tahun 2010 hingga 2025, Sesar Lembang di Jawa Barat telah menghasilkan sejumlah gempa. Hingga tanggal 19 Agustus 2025, tercatat sedikitnya 18 gempa akibat aktivitas Sesar Lembang. Lima di antaranya terjadi pada tahun ini, yaitu pada rentang Juli hingga Agustus.
Daryono menambahkan bahwa segmen barat Sesar Lembang mengalami peningkatan aktivitas seismik. Hal ini didasarkan pada data gempa dari tahun 2010 hingga 2025. Ia memperingatkan bahwa gempa dari Sesar Lembang biasanya memiliki magnitudo kecil, namun bisa merusak karena kedalaman pusat gempa yang dangkal dan tanah yang lunak.
“Jika struktur bangunan lemah, dampak gempa akan semakin besar,” kata Daryono. Ia mencontohkan peristiwa gempa yang terjadi pada 28 Agustus 2011 lalu, di mana meskipun magnitudonya kecil, dampaknya cukup signifikan.
Pentingnya Kesadaran Masyarakat
Meskipun gempa yang terjadi kali ini relatif kecil, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan memperhatikan informasi resmi dari BMKG. Kejadian-kejadian serupa sebelumnya menunjukkan bahwa aktivitas Sesar Lembang bisa berdampak pada daerah sekitarnya, terutama jika kondisi geografis dan struktur bangunan tidak memadai.
BMKG terus melakukan pemantauan aktif terhadap segmen-segmen Sesar Lembang, terutama yang menunjukkan tanda-tanda peningkatan aktivitas. Dengan demikian, masyarakat dapat lebih siap menghadapi potensi gempa yang mungkin terjadi di masa depan.
Selain itu, penting bagi masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak jelas sumbernya. Penyebaran hoaks atau isu-isu yang tidak benar bisa menyebabkan kepanikan dan ketidakstabilan sosial. Oleh karena itu, selalu rujuk pada sumber informasi yang terpercaya seperti BMKG.