InfoMalangRaya.com—Rezim ‘Israel’ hari Rabu (22/11/2023) pagi menyetujui kesepakatan gencatan senjata 4 hari mencakup pembebasan 50 dari 239 orang tawanan yang ditangkap kelompok mujahidin A-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) selama infiltrasi k epos-pos militer ‘Israel’ pada 7 Oktober 2023 lalu.
“Kami menghadapi keputusan sulit malam ini, tapi ini adalah keputusan yang tepat,” kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu saat pertemuan dengan cabinet sebagaimana dikutip The Jerusalem Post.
Para penentang kesepakatan itu memperingatkan bahwa hal itu akan merugikan kemampuan ‘Israel’ untuk menjamin pembebasan semua sandera dan mempersulit kampanye militer penjajah untuk bisa mengusir Hamas keluar dari Gaza. Mereka juga memperingatkan bahwa akan sulit untuk melanjutkan perang jika perang telah dihentikan untuk sementara waktu.
Pengamat urusan ‘Israel’ dari Al-Khalil, Tepi Barat, Aadil Syadid, mengatakan, kesepakatan yang dimediasi oleh Qatar ini diambil Zionis karena adanya tekanan kuat dari keluarga pihak tawanan ‘Israel’. Selin itu, Zionis milihat tidak adanya perkembangan signifikan dalam memburu pejuang Hamas.
“Sebelumnya, Netanyahu mengatakan tidak akan berhenti menyerang, namun akhirnya dia meralat,” kata Syadid.
Rezim teroris ini sebelumnya juga sudah sesumbar tak akan menghentikan bantuan kemanusian, makanan dan minyak, namun akhirnya berubah pikiran. “Netanyahu sudah berkali-kali mengatakan tidak akan melakukan gencatan senjata sebelum Hamas habis,” tambah dia.
Sementara peneliti pemikiran politik dan kolomnis di The New Arab Ziad Abdel Monim, mengatakan, gencatan senjata sementara ini menguntungkan kelompok perlawanan Palestina dan jelas menunjukkan kekalahan Zionis – ‘Israel’.
Menurutnya, ini karena Netanyahu sudah berkali-kali mengatakan tidak akan membebaskan para tawanan melalui kesepakatan pertukaran, tapi akan membebaskan mereka dengan kekuatan.
Faktanya, para prajuritnya di lapangan terus kalah dan makin banyak yang mati. “Karena operasi darat tentara musuh tidak menghasilkan apa-apa, selain kerugian pihak ‘Israel’,” ujarnya melalui akun pribadinya @saeedziad di media X,yang dulunya bernama Twitter.
Ia menilai, tawanan yang dibebaskan kelompok perlawanan sebenarnya adalah tamu dan warga sipil –yang sebenarnya– memang akan dibebaskan kelompok pejuang Palestina.
Bagaimanapun, menurutnya, gencatan sejenak pihak musuh, akan memudahkan para pejuang Palestina rehat, juga memungkinkan bahan bakar masuk ke Gaza, dan bantuan akan masuk ke wilayah utara.
“Gencatan senjata akan memberikan kesempatan besar bagi masyarakat Gaza untuk memulihkan tenaga, memulihkan energi, dan beristirahat hingga pertempuran dan ketabahan kembali berlanjut,” ujarnya.
Selanjutnya, para pejuang pembebasan Palestina dan Masjidil Aqsha akan bisa menata ulang barisannya, mengatur adegan pertempuran dengan lebih baik, sampai musuh dikalahkan.
“Gencatan senjata adalah pencapaian penting, dan sebuah kemenangan kecil dalam perjalanan menuju kemenangan besar,” tambah dia.*
Leave a Comment
Leave a Comment