Jenis kelamin yang akan diakui oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) hanyalah laki-laki dan perempuan, Donald Trump menolak ide gender ketiga
Oleh: Dr Bagus Riyono
InfoMalangRaya.com | PADA saat pidato setelah pemenangan pemilihan presiden Amerika 2024, Donald Trump menyampaikan pesan yang sangat tegas terkait wacana gender.
Seperti sudah diketahui umum selama ini Amerika adalah pelopor dan lokomotif utama yang mempropagandakan ideologi gender. Ideologi gender ini merupakan landasan argumen bagi gerakan LGBT dunia yang tiga tahun terakhir telah menimbulkan keresahan dan konflik horizontal terutama di masyarakat Amerika.
Para pendukung ideologi gender ini mempropagandakan bahwa gender adalah pilihan yang tidak boleh diganggu dan dilindungi undang-undang. Seorang anak laki-laki yang merasa dirinya perempuan, harus diakui sebagai perempuan dan sebaliknya.
Hal ini tidak sebatas pada wacana saja dan sudah diwujudkan dalam bentuk praktek operasi ganti kelamin yang menjamur terutama di Amerika. Salah satu yang cukup mengejutkan adalah perusahaan Disney yang selama ini dikenal sebagai bisnis hiburan bagi anak-anak mengumumkan bahwa mereka juga mendirikan klinik ganti kelamin.
Sekolah-sekolah umum yang dikelola oleh pemerintah Amerika telah mengadopsi ideologi ini sehingga sering terjadi konflik dengan orang tua murid.
Pihak sekolah bersikap bahwa anak-anak mulai umur 4 tahun harus dibebaskan untuk menentukan gendernya sendiri dan akan mengarahkan mereka pada klinik ganti kelamin tanpa harus meminta persetujuan orang tua.
Sementara itu, orang tua merasa berhak untuk mengarahkan anak masing-masing dan menuduh sekolah telah merampas hak mereka sebagai orang tua.
Salah satu kasus yang terjadi di Kanada, seorang Ayah sudah menjadi korban dan harus meringkuk di tahanan karena dia tidak setuju dengan anaknya yang akan berganti kelamin.
Merespon fenomena gender yang terjadi dalam masyarakatnya, Donald Trump menyampaikan bahwa di bawah kepemimpinannya praktek-praktek “gender affirming care” tersebut akan dilarang dan pelakunya akan dihukum.
Donald Trump berargumen bahwa ide tentang seorang individu yang merasa terjebak dalam tubuh yang berbeda gender adalah ide yang absurd dan tidak dikenal sepanjang sejarah kehidupan manusia.
Dia mengancam para pelaku operasi ganti kelamin pada anak-anak dengan pasal tentang child abuse dan akan dihukum berat. Institusi yang melaksanakan dan mempraktikkan hal tersebut akan tidak mendapatkan bantuan anggaran dari pemerintah lagi.
Donald Trump juga menegaskan bahwa orang tua-lah yang berhak untuk menjaga anak masing-masing. Selain itu Donald Trump menjelaskan bahwa yang disebut gender adalah jenis kelamin yang sudah dimiliki sejak lahir.
Jenis kelamin yang akan diakui oleh pemerintah Amerika hanyalah laki-laki dan perempuan, dengan kata lain Donald Trump menolak tentang ide gender ketiga.
Mungkin ini ada yang menganggap sebagai hal yang tidak mendasar karena Donald Trump sebagai perwakilan dari partai republik memang konservatif.
Dengan kata lain, orang mungkin beranggapan ini hanyalah retorika politik saja dan meragukan apakah betul betul akan dilaksanakan dalam pemerintahannya itu.
Namun demikian, paling tidak fenomena ini bisa membuka mata kita yang selama ini beranggapan bahwa wacana gender adalah sesuatu yang ilmiah sehingga di berbagai Universitas muncul program studi tentang gender.
Yang kita saksikan di dalam dinamika masyarakat Indonesia, para pendukung LGBT cenderung berteriak bahwa mereka yang tidak setuju dengan LGBT adalah mereka yang mengingkari sains. Beberapa waktu yang lalu sikap ini nampak ketika ada kasus di Fakultas Teknik UGM terkait isu LGBT ini.
Diberitakan di Tempo bahwa tanggal 1 Desember 2023, Dekan Fakultas Teknik UGM mengeluarkan surat edaran yang memuat larangan Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender di lingkungan Fakultas Teknik.
Surat Edaran (SE) ini memicu protes dari kalangan pendukung LGBT dan mereka mengatakan bahwa UGM sebagai perguruan tinggi telah bersikap tidak ilmiah karena melarang LGBT. Protes keras dari para pendukung LGBT ini akhirnya diredam oleh rektorat UGM.
Rektorat UGM menyatakan akan menegur Dekan Fakultas Teknik karena isu ini. Kita bisa menyimpulkan bahwa UGM sebagai institusi ilmiah merasa harus mengoreksi sikap civitas akademika-nya ingin mempertahankan positioning UGM sebagai lembaga ilmiah.
Klaim bahwa wacana gender yang mencakup isu LGBT ini sebagai sesuatu yang ilmiah, didasarkan pada DSM yang seharusnya merupakan dokumen ilmiah tentang masalah dan gangguan jiwa.
DSM itu sendiri sebenarnya sudah berubah menjadi instrumen yang melayani kepentingan ideologi gender. Dalam artikelnya yang berjudul “Politisasi Ilmu Psikologi”, saya pernah mengungkapkan sejarah tentang bagaimana APA berubah haluan setelah semakin banyak pimpinannya yang merupakan pelaku dan pendukung LGBT.
Disebutkan bahwa Nicholas Cummings, mantan presiden APA telah menjadi saksi mata proses perubahan orientasi tersebut.
Mencermati wacana gender tersebut, pidato Donald Trump memberikan konfirmasi bahwa wacana gender ini adalah masalah politik, bukan masalah ilmiah.
Sesuatu yang ilmiah tidak akan mudah diombang-ambingkan oleh politik seperti kata Einstein, “politics is for today, equation is for eternity”.
Einstein menyampaikan bahwa politik akan selalu berganti-ganti karena dia hanya berusia pendek dan melayani kepentingan sesaat. Sementara itu Science, yang dia lambangkan dengan “equation”, adalah sesuatu yang abadi karena dia akan bertahan selamanya.
Dengan kata lain, segala sesuatu yang betul-betul bersifat ilmiah tidak akan mudah untuk dipolitisasi. Science yang valid akan tetap kokoh karena didukung dengan akal sehat dan bersifat alamiah.
Salah satu ciri akal sehat adalah koherensi dalam argumen. Para penganut ideologi gender mengingkari realitas biologis manusia yang sejak lahir sudah nyata jenis kelaminnya sebagai laki-laki atau perempuan.
Mereka menganggap kondisi biologis yang alamiah tersebut tidak harus diikuti dan lebih mendorong pendapat atau pilihan pribadi tentang gender walaupun tidak sejalan dengan kondisi biologisnya.
Hal ini menjadi bukti yang jelas bahwa ideologi gender tidak koheren yang berarti tidak ilmiah dan bertentangan dengan akal sehat. Secara alami, manusia terdiri dari laki-laki dan perempuan. Wacana gender hanyalah ide atau halusinasi yang bersifat spekulatif dan akan menyengsarakan manusia ketika tidak sejalan dengan realitas alamiah.*
Presiden Asosiasi Psikolog Muslim Internasional (IAMP)