Generasi Milenial di Barat Semakin Tidak Percaya Agama

Studi menemukan Generasi Milenial AS memiliki keyakinan berbeda dengan orang tua mereka,  bahkan makin banyak di antara mereka meninggalkan iman Bibel
InfoMalangRaya.com | AMERIKA SERIKAT (AS)  terus mengalami pergeseran sangat besar dalam 25 tahun terakhir— dimana hanya 6 persen orang dewasa saat ini yang memiliki “pandangan hidup Bibel” (Biblical value) dibandingkan dengan dua kali lipatnya (12 persen) pada pertengahan 1990-an.
Dan tidak ada tempat yang lebih jelas terlihat dampak dari perubahan budaya yang dramatis ini selain di antara generasi Milenial (usia 18 hingga 36 tahun), yang secara radikal berbeda dalam hal “pandangan hidup Bibel”, keyakinan, dan nilai-nilai dibandingkan generasi lain dalam sejarah Amerika, demikian penelitian Pusat Penelitian Budaya di Arizona Christian University.
Temuan terbaru dari American Worldview Inventory 2020 menunjukkan bahwa Generasi Milenial di AS melepaskan diri dari nilai-nilai tradisional pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Penelitian yang inovatif ini mengidentifikasi tiga dimensi spesifik di mana “pandangan hidup Bibel” generasi dewasa termuda menyimpang paling jauh dari norma-norma tradisional: rasa hormat terhadap orang lain, minat terhadap agama, dan antusiasme terhadap Amerika.
Menurut Dr. George Barna, Direktur Penelitian CRC dan penulis penelitian tersebut, Generasi Milenial AS semakin menolak “pandangan hidup Bibel” —hanya 2 persen yang memiliki “pandangan hidup Bibel”—dan menolak kepercayaan dan praktik agama generasi sebelumnya.
Survei tersebut menemukan bahwa kesenjangan agama antara Generasi Milenial AS dan pendahulu mereka adalah perbedaan antargenerasi terluas yang teridentifikasi setiap saat selama tujuh dekade terakhir.
Kesenjangan generasi terbesar terjadi antara Generasi Milenial (18-36) dan Generasi Baby Boomer (56-74). Sementara dua generasi tertua di antara orang dewasa di negara tersebut, mereka yang saat ini berusia pertengahan 50-an dan seterusnya (yaitu, Generasi Baby Boomer dan Generasi Tua), secara mengejutkan memiliki pandangan hidup yang sama terhadap sebagian besar item yang diuji.
Presiden ACU Len Munsil mengatakan temuan ini mengonfirmasi kekhawatiran terdalam generasinya tentang anak muda Amerika.
“Kami selalu merasakan bahwa budaya telah menjauhkan generasi berikutnya dari nilai-nilai dan kebenaran Bibel yang telah diajarkan kepada banyak orang. Studi ini lebih menegaskan, dan menggambarkan perlunya mempersiapkan orang Kristen muda dengan hati untuk mengubah generasi mereka dengan kebenaran Bibel,” dikutip di laman Arizona Christian University (ACU).
Menurut Dr. George Barna, Direktur Penelitian CRC dan penulis studi tersebut, temuan tersebut “sangat meresahkan.” 
“Perspektif  Biblical view dan penerapan yang sangat berbeda dari keempat generasi—terutama betapa berbedanya Generasi Milenial dari para pendahulu mereka—menunjukkan bahwa suatu bangsa yang sedang berperang dengan dirinya sendiri harus mengadopsi nilai-nilai, gaya hidup, dan identitas baru,” ujarnya.
Sebelumnya, tahun 2021, Survei Pew Research Center (PRC),  menemukan 29% orang dewasa AS mengatakan mereka tidak berafiliasi dengan agama tertentu, meningkat 6 poin persentase dari tahun 2016, dimana generasi milenial memimpin pergeseran tersebut.
Semakin banyak orang Amerika mengatakan mereka juga semakin jarang berdoa. Sekitar 32% dari mereka yang disurvei oleh Pew Research dari 29 Mei hingga 25 Agustus mengatakan mereka jarang atau tidak pernah berdoa.
Angka tersebut naik dari 18% dari mereka yang disurvei oleh kelompok tersebut pada tahun 2007.
“Pergeseran sekularisasi yang terlihat dalam masyarakat Amerika sejauh ini di abad ke-21 tidak menunjukkan tanda-tanda melambat,” kata Gregory Smith, direktur asosiasi penelitian di Pew Research Center.
Inilah temuan AWVI 2020 tentang Generasi Milenial AS:
•   28 poin persentase lebih kecil kemungkinannya daripada Generasi Baby Boomer untuk mengatakan bahwa mereka memperlakukan orang lain dengan cara yang sama seperti yang mereka inginkan.
•   Generasi Milenial paling tidak toleran—menurut pengakuan mereka sendiri. Generasi Milenial dua kali lebih mungkin mengatakan bahwa tipe orang yang selalu mereka hormati adalah mereka yang memiliki pandangan agama dan politik yang sama dengan mereka.
•    Generasi yang paling “berkomitmen untuk membalas dendam” terhadap orang-orang yang berbuat salah kepada mereka. Mereka 28 persen lebih mungkin memiliki sudut pandang yang penuh dendam daripada Generasi Baby Boomer.
•    Kurang dari setengah kemungkinan dibandingkan orang dewasa lainnya untuk mengatakan bahwa hidup itu sakral.
•    Kecil kemungkinannya percaya pada keberadaan kebenaran moral absolut, menganggap Bibel sebagai sumber bimbingan moral yang dapat diandalkan atau berdoa selama seminggu.
Barna  mengatakan, data tersebut juga menunjukkan bahwa Amerika telah kehilangan kesatuan spiritualnya dengan cepat. Ia mengingatkan, jika tidak diperhatikan, Amerika akan kehilangan identitasnya sebagai bangsa seperti selama ini.
“Kecuali Amerika Serikat mempertahankan kesatuan spiritual di bawah tangan Tuhan, kita tidak akan mampu mempertahankan kebebasan yang telah membuat bangsa ini unik dan diinginkan. Hati dan jiwa bangsa akan mengejar dewa-dewa dan kepercayaan (agama) lain yang akan menghancurkan kita sebagai sebuah bangsa,” ujarnya.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *