InfoMalangRaya, Indonesia – Nasib tragis menimpa Girondins Bordeaux. Klub yang pernah 6 kali menjuarai Ligue 1 itu telah melepas lisensi profesional yang didapat sejak 1937. Mereka sudah memberitahukan hal itu kepada Asosiasi Sepak Bola Prancis (FFF). Sebagai langkah lanjutan, mereka pun memutus kontrak semua pemain.
Bordeaux harus melepas status sebagai klub profesional setelah dinyatakan tak sehat secara finansial oleh DNCG, lembaga yang memonitor keuangan klub-klub profesional di Prancis. Atas dasar itu, Bordeaux dinyatakan degradasi ke Divisi III alias Divisi Nasional 1. Hal itu terjadi setelah klub gagal mencapai kesepakatan dengan investor baru.
“Menyusul kepastian putusan DNCG mendegradasi Girondins Bordeaux ke National 1, klub telah mengajukan kebangkrutan pada Selasa lalu kepada Pengadilan Niaga Bordeaux untuk memulai restrukturisasi yang diperlukan,” urai pernyataan resmi klub yang berdiri pada 1 Oktober 1881 itu seperti dikutip InfoMalangRaya dari laman resminya.
Dalam pernyataan resmi itu juga disebutkan, “Sebagai akibatnya, prengadilan niaga akan segera meminta pembukaan proses kolektif yang secara otomatis membuat klub kehilangan status profesional. Putusan ini diambil dengan berat hati karena sudah begitu dekatnya permulaan musim baru National 1.”
Fokus Girondins Bordeaux
Putusan melepas lisensi profesional harus diambil manajemen Girondins Bordeaux demi menghindari sanksi tambahan yang lebih berat lagi. Secara otomatis, mereka pun akan memutus kontrak profesional semua personil di klub. Para pemain Bordeaux nanti secara otomatis akan berstatus bebas kontrak.
Les Girondins pun akan menutup pusat pelatihan yang saat ini dikelola oleh Patrick Battiston dan Yannick Stopyra. Hal itu juga akan membuat Bordeaux harus melepas 70 pemain muda yang ada di sana dan tak punya hak untuk mendapatkan kompensasi saat mereka nanti ditransfer oleh klub lain.
Kini, fokus utama Bordeaux adalah memulai langkah restrukturisasi. Bukan apa-apa, mereka pada musim lalu punya beban gaji 36 juta euro yang 25 juta euro di antaranya untuk para pemain dan staf tim utama. Hingga 30 Juni lalu, kerugian bersih klub mencapai 40 juta euro.
Di samping itu, untuk menghadapi musim 2024-25 di National 1, mereka juga harus menyiapkan sebuah tim baru. Mengingat pusat pelatihan akan ditutup, mereka akan fokus pada upaya mempromosikan tim junior untuk kompetisi mendatang.