Hakim Ziyech Kecam Pemerintah Maroko yang ‘Dukung’ Genosida Gaza

InfoMalangRaya.com – Pemain sepakbola keturunan Maroko-Belanda, Hakim Ziyech, mengecam pemerintah Maroko karena “mendukung” Genosida Gaza karena mempertahankan hubungan dengan ‘Israel’.
Pemain Galatasaray itu pada Jumat (20/09/2024) mengunggah ulang sebuah video Instagram yang menunjukkan tentara ‘Israel’ melemparkan mayat-mayat warga Palestina yang terbunuh dari atap bangunan di Tepi Barat yang diduduki.
Sedikitnya tujuh warga Palestina tewas dalam serangan ‘Israel’ di kota tersebut pada hari Kamis.
Video yang dibagikan oleh Ziyech menunjukkan seorang tentara ‘Israel’ mendorong salah satu mayat warga Palestina yang tewas dengan kakinya ke tepi atap, dan akhirnya melemparkan mayat tersebut dari atap.
Ziyech menulis, “Mari kita perjelas satu hal. Pers*tan dengan ‘Israel’ dan setiap negara lain yang mendukung perilaku seperti ini. Bebaskan Palestina.”
Ia kemudian menuduh pemerintah Maroko terlibat dengan ‘Israel’ dalam penindasan terhadap warga Palestina, dan menunjukkan bahwa Maroko mempertahankan hubungan dengan penjajah ‘Israel’ selama perang Gaza.
Di postingan selanjutnya, Ziyech mengatakan bahwa komentar sebelumnya ecara khusus ditujukan kepada “pemerintah negara kita sendiri [Maroko] yang mendukung genosida dan semua negara yang mendukungnya.”
“Memalukan. Cukup sudah,” tambahnya.
Pemain timnas Maroko itu juga menyerukan kepada warga Maroko di seluruh negeri dan orang-orang di seluruh dunia untuk terus menyuarakan dukungan terhadap Palestina dan perjuangan kemerdekannya.
Pernyataan Hakim Ziyech yang mendukung Palestina telah memicu reaksi beragam di antara para follower dan masyarakat Maroko.
Banyak warganet memuji sang pesepakbola karena menggunakan platformnya untuk menyuarakan penderitaan warga Palestina.
“Seorang [orang] yang memikul tim nasional Maroko di punggungnya selama bertahun-tahun, dan yang selalu berdiri teguh pada isu-isu prinsip. Bravo,” tulis jurnalis olahraga Layla Hamed di X.
Kritik Ziyech terhadap pemerintah Maroko muncul di tengah meningkatnya tekanan terhadap pemerintah Maroko untuk mempertimbangkan kembali hubungannya dengan ‘Israel’.
Meskipun masyarakat Maroko setia mendukung Palestina dan mengecam ‘Israel’, belum ada indikasi kesepakatan normalisasi tahun 2020 antara Maroko dan Israel akan ditinjau.
Sejak 7 Oktober, jalan-jalan di Maroko telah menyaksikan ribuan orang berdemonstrasi menentang tindakan ‘Israel’ dan menyuarakan ketidakpuasan terhadap hubungan pemerintah mereka dengan entitas Zionis ‘Israel’.
Maroko menormalkan hubungan dengan ‘Israel’ pada tahun 2020 sebagai bagian dari Kesepakatan Abraham, sebuah kesepakatan yang ditengahi oleh AS yang juga mencakup UEA, Bahrain, dan Sudan.
Sebagai imbalannya, AS mengakui klaim kedaulatan Maroko atas Sahara Barat, wilayah yang disengketakan, dan Maroko menerima peningkatan hubungan perdagangan dan investasi dengan AS dan ‘Israel’.
Pembantaian ‘Israel’ di Gaza, yang kini memasuki bulan ke-12, telah menewaskan sedikitnya 41.391 warga Palestina sejak Oktober lalu.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *