Pergerakan Harga Emas Antam pada Awal Pekan
Harga emas Antam kembali mengalami pergerakan korektif pada awak pekan ini. Pada hari Senin, 24 November 2025, logam mulia yang dihasilkan oleh PT Antam Tbk tercatat melemah tipis sebesar Rp1.000 per gram. Pelemahan kecil ini terjadi dalam tengah-tengah pergerakan pasar komoditas global yang masih dibayangi oleh penguatan dolar AS dan sentimen menunggu rilis data ekonomi terbaru.
Meskipun terjadi penurunan, permintaan emas batangan masih stabil, terutama dari kalangan investor ritel yang memanfaatkan koreksi harga untuk melakukan akumulasi. Tren koreksi ringan ini dinilai sebagai bagian dari proses konsolidasi harga yang beberapa pekan terakhir bergerak fluktuatif dalam rentang sempit.
Pelaku pasar melihat bahwa emas masih menjadi aset lindung nilai yang menarik menjelang akhir tahun, terutama jika tekanan inflasi global kembali meningkat. Beberapa analis memperkirakan bahwa harga emas masih memiliki potensi rebound dalam jangka pendek selama stabilitas ekonomi global belum sepenuhnya pulih.
Daftar Harga Emas Antam Senin, 24 November 2025
- 0,5 gram: Rp 1.220.000
- 1 gram: Rp 2.340.000
- 2 gram: Rp 4.620.000
- 3 gram: Rp 6.905.000
- 5 gram: Rp 11.475.000
- 10 gram: Rp 22.895.000
- 25 gram: Rp 57.112.000
- 50 gram: Rp 114.145.000
- 100 gram: Rp 228.212.000
- 250 gram: Rp 570.265.000
- 500 gram: Rp 1.140.320.000
- 1.000 gram: Rp 2.280.600.000
Harga Buyback (Jual Kembali)
- Buyback emas Antam: Rp 2.201.000 per gram
Analisis Singkat Tren Harga
Penurunan tipis sebesar Rp1.000 ini mencerminkan tekanan jangka pendek yang masih dipengaruhi oleh faktor eksternal, terutama penguatan dolar AS dan imbal hasil obligasi. Namun secara keseluruhan, harga emas masih berada dalam fase konsolidasi. Jika volatilitas pasar global meningkat, emas berpotensi kembali menguat sebagai aset safe haven.
Koreksi kecil harga emas di awal pekan ini bisa menjadi peluang bagi investor untuk melakukan akumulasi secara bertahap. Meski fluktuasi masih terjadi, prospek emas sebagai instrumen lindung nilai tetap terjaga, terutama menjelang akhir tahun ketika pasar global cenderung lebih sensitif terhadap perubahan ekonomi dan geopolitik.







