InfoMalangRaya.com—Jumat malam, penjajah ‘Israel’ membebaskan 39 tahanan Palestina, termasuk 24 wanita dan 15 anak-anak (di bawah umur). Mereka dikeluarkan dari penjara militer “Ofer” di kota Beitunia (Bituni), sebelah barat Ramallah, dan dari “Al-Maskobiyya”, pusat penahanan di Yerusalem yang diduduki.
Kelompok pertama tahanan wanita dan anak-anak ini dibebaskan para pejuang pembebasan Palestina dan Hamas, sebagai bagian dari persetujuan gencatan senjata atau jeda kemanusiaan sementara antara pihak pejuang Palestina dan penjajah ‘Israel.
Para tahanan Palestina awalnya tiba dari penjara Ofer menuju kota Beitunia di Ramallah, selanjutnya diantar ke rumah mereka di Tepi Barat dan Yerusalem (Baitul Maqdis) yang terjajah.
24 wanita dan 15 anak di bawah umur itu ditahan di penjara-penjara ‘Israel’ dengan berbagai tuduhan. Bahkan hanya karena melempar batu ke arah tentara penjajah.
Di antara para perempuan yang dibebaskan adalah Marah Bakir, seorang warga Palestina yang ditahan di penjara ‘Israel’ selama delapan tahun, dibebaskan pada hari Jumat 24 November 2023.
“Tidak ada kegembiraan yang nyata, bahkan kegembiraan kecil ini kami rasakan saat kami menunggu,” kata Sawsan Bakir, ibu dari Marah Bakir, warga Palestina berusia 24 tahun, yang dipenjara selama delapan tahun atas tuduhan penikaman dan penyerangan pada tahun 2015.
Polisi ‘Israel’ terlihat menggerebek rumahnya di Yerusalem sebelum putrinya dibebaskan. “Kami masih takut untuk merasa bahagia, dan pada saat yang sama, kami tidak memiliki rasa bahagia atas apa yang terjadi di Gaza,” katanya.
Tahanan perempuan lain yang dibebaskan Hamas, adalah Rawda Abu Ajamiya. Rawda bersorak meneriakkan dukungan kepada para pejuang perlawanan Palestina dan komandan Brigade Al-Qassam, Muhammad Al-Deif, setibanya di kamp Dheisheh di Betlehem.
الأسيرة المحررة “روضة أبو عجمية” تهتف للفصائل الفلسطينية بعد الإفراج عنها خلال صفقة التبادل ووصولها إلى مخيم الدهيشة في بيت لحم بالضفة الغربية#حرب_غزة #فيديو pic.twitter.com/fFGGXYBTf0— الجزيرة فلسطين (@AJA_Palestine) November 24, 2023
Tahanan yang ikut dibebaskan dalam tahap pertama adlah Hanan Barghouthi, Umm Anad, dan empat anaknya yang ikut dipenjara di penjara penjajah ‘Israel’ dan saudara laki-lakinya Nael Barghouthi, sebagai tahanan Palestina tertua saat ini.
Juga Nehaya Khader Sawan, seorang perempuan Palestina penderita kanker, yang dibebaskan hari Jumat dari penjara Ofer. Perempuan itu mengatakan dia “senang” bisa kembali ke rumah, lapor ‘Al Jazeera’, meskipun dia masih Nampak “kelelahan”.
Perempuan lainnya adalah Fatima Amarneh yang ditangkap penjajah tanggal 4 September 2023 lalu, dituduh mencoba menikam tentara ‘Israel’. Dia mengalami pelecehan dan penyiksaan berulang kali oleh polisi dan petugas penjara Zionis.Amarneh mengatakan kepada pengacara Komisi, Hanan Khatib, bahwa dia ditangkap pada 4 September pukul sembilan malam. Polisi Zionis menangkapnya saat dia keluar dari Masjid Al-Aqsha, kemudian salah satu pasukan ‘Israel’ menendang kepalanya karena menuduh dia mencoba menikamnya.
Fatimah Amarneh pingsan dan saat bangun mendapati dirinya telah diikat di dalam jip polisi.Amarneh dipindahkan ke kantor polisi Al-Qishleh Di Gerbang Jaffa.
Di sana polis ‘Israel’ menginterogasi, menyiksa dan memukulinya. Polisi meneror dan menggeledah berkali-kali. “Mereka memasukkan saya ke dalam bus tawanan dan menginjak saya dengan keras. Terkadang bus melaju kencang lalu berhenti tiba-tiba. Mereka memindahkan saya dari satu tempat ke tempat lain untuk menekan dan membuat saya kehilangan kendali. Mereka kemudian mengencangkan borgol hingga saya terluka, sambil mendorong, menendang, dan memukuli saya.”“Mereka menyobek pakaian saya kemudian memindahkan ke penjara Ramleh, tempat saya tidur tanpa diberi makanan apa pun. Mereka kemudian menempatkan saya di sel isolasi yang suram, kotor, dan bau dengan tempat tidur dan kasur kulit tipis, tanpa bantal dan selimut. Toiletnya hanya lubang di lantai dan baunya luar biasa. Setelah itu, saya dipindahkan ke penjara Damon,” kata Amarneh kepada pengacaranya.
Selain perempuan ada remaja berusia 17 tahun, Laith Othman (Laith Usman). “Saya tidak bisa mengungkapkan perasaan saya,” kata Laith Othman, remaja 17 tahun, yang ditahan awal tahun ini hanya karena dicurigai melempar alat pembakar dan dibebaskan pada hari Jumat kemarin.
“Situasi di dalam [penjara ‘Israel’] sangat sulit,” katanya sambil digendong di bahu warga sepanjang jalan.
Seorang anak & remaja Palestina keluar dari penjara Israel sesudah dibebaskan Hamas & faksi2 perlawanan Palestina.Selama 2023 Zionis meculik/penjarakan 800 lebih anak (ada yg berusia 5 thn), umumnya di Tepi Barat yang dikelola Otoritas Palestina @EyeonPalestine pic.twitter.com/whlPNLIpao— InfoMalangRaya.com (@hidcom) November 24, 2023
Kantor Informasi Tahanan mengatakan sebuah pernyataan singkatnya bahwa “polisi penjajah ‘Israel’ mencuri kue yang digunakan untuk merayakan pembebasan di rumah keluarga tawanan Amani Al-Hashem di Beit Hanina di Yerusalem, mengingat larangan penjajah terhadap perayaan atau manifestasi patriotik apa pun dalam menerima tawanan yang dibebaskan sebagai bagian dari tindakan tersebut dari kesepakatan perlawanan.”
Hal ini terjadi dalam kerangka permintaan anggota Knesset Itamar Ben Gvir agar pasukan penjajah menutupi semua mobil yang membawa tawanan perempuan yang dibebaskan berdasarkan perjanjian, dengan tujuan mencegah warga Palestina melakukan pesta penyambutan, mengambil “foto kemenangan.”
Menurut statistik terbaru Kepala Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Klub Penjara Palestina, Qadura Fares, jumlah tahanan Palestina telah mencapai lebih dari 7.000 tahanan, termasuk lebih dari 200 anak-anak, 78 tahanan wanita, dan ratusan orang sakit dan terluka.
Beberapa di antaranya yang membutuhkan intervensi medis segera, dan di antara para tahanan ini terdapat lebih dari 2.920 warga Palestina. Pihak penjajah ‘Israel’ telah menangkap mereka sejak dimulainya perang di Jalur Gaza pada 7 Oktober.
Kantor Informasi Tawanan Palestina mengatakan pasukan penjajah ‘Israel’ menyerbu kota Jabal Mukaber, selatan Yerusalem (Al-Quds) pada saat warga sedang menunggu pembebasan dua tawanan wanita, Nihaya Sawan dan Zeina Abdo, dari kota tersebut.
Perjanjian gencatan senjata atau jeda kemanusiaan sementara yang disepakati hari Rabu mencakup pembebasan 50 tahanan pihak ‘Israel’ dengan imbalan pembebasan 150 warga Palestina yang ditahan di penjara ‘Israel’, masuknya ratusan truk yang memuat bantuan kemanusiaan, bantuan medis, dan bahan bakar ke seluruh wilayah Jalur Gaza.*