Operasi Patuh Semeru 2025: Hasil dan Evaluasi yang Menunjukkan Perbaikan
Operasi Patuh Semeru 2025, yang berlangsung selama 14 hari mulai dari tanggal 14 hingga 17 Juli 2025, telah selesai dilaksanakan. Dalam operasi ini, pihak kepolisian mencatat adanya peningkatan jumlah pelanggaran lalu lintas dibandingkan periode sebelumnya. Namun, angka kecelakaan justru mengalami penurunan signifikan.
Menurut data yang diperoleh, tercatat sebanyak 6.988 pengguna jalan melanggar aturan lalu lintas selama operasi tersebut. Mayoritas pelanggaran dilakukan oleh pengendara sepeda motor yang tidak menggunakan helm. Jumlah ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat dalam menjaga keselamatan berkendara masih perlu ditingkatkan.
Kasatlantas Polres Malang, AKP Muhammad Alif Chelvin Arliska, menjelaskan bahwa dari total pelanggaran tersebut, sebanyak 6.757 pelanggar ditindak dengan cara teguran langsung. Sementara itu, sisanya ditindak melalui sistem ETLE (Electronic Traffic Law Enforcement) baik mobile maupun statis. Ia menekankan bahwa operasi kali ini tidak menggunakan tilang manual, tetapi lebih mengedepankan pendekatan persuasif melalui edukasi dan teguran.
Jenis Pelanggaran yang Paling Umum
Berdasarkan data yang dikumpulkan, pelanggaran terbanyak dilakukan oleh pengendara sepeda motor yang menggunakan helm. Angka ini mencapai 5.232 pelanggar. Selain itu, ada juga pelanggaran lain seperti tidak membawa SIM sebanyak 606 pelanggar, tidak membawa STNK sebanyak 230 pelanggar, serta melanggar lampu lalu lintas sebanyak 211 pelanggar.
Selain melakukan penindakan terhadap pelanggar, pihak kepolisian juga aktif dalam sosialisasi keselamatan lalu lintas. Dalam operasi ini, dilakukan sebanyak 3.494 kegiatan sosialisasi, termasuk penyuluhan kepada komunitas pengguna jalan, pemasangan spanduk, serta edukasi melalui media sosial dan elektronik.
Selain itu, pihak kepolisian juga melakukan berbagai kegiatan preventif seperti pengaturan lalu lintas, penjagaan, patroli, serta pengawalan. Jumlah kegiatan ini juga mencapai 3.494, yang menunjukkan komitmen pihak kepolisian dalam menjaga keamanan dan kenyamanan berlalu lintas.
Penurunan Angka Kecelakaan sebagai Indikator Keberhasilan
Hasil evaluasi dari Operasi Patuh Semeru 2025 menunjukkan bahwa meskipun jumlah pelanggaran meningkat, angka kecelakaan mengalami penurunan. Sebelumnya, terjadi sebanyak 28 kejadian kecelakaan, namun selama operasi ini hanya tercatat 12 kejadian. Jika dihitung dalam persentase, penurunan ini mencapai 57 persen.
Chelvin menyatakan bahwa penurunan angka kecelakaan menjadi indikator penting bahwa upaya preemtif dan preventif yang dilakukan cukup efektif. Ia juga menegaskan bahwa selama operasi ini, tidak ada korban jiwa yang tercatat akibat kecelakaan lalu lintas.
Tindak Lanjut dan Strategi Masa Depan
Hasil dari Operasi Patuh Semeru 2025 akan dianalisis oleh tim anev (analisis dan evaluasi) untuk digunakan sebagai dasar dalam menyusun kebijakan dan langkah strategis di masa mendatang. Tujuan dari hal ini adalah untuk terus menekan angka kecelakaan lalu lintas dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keselamatan berkendara.
Dengan pendekatan yang lebih edukatif dan preventif, pihak kepolisian berharap dapat menciptakan lingkungan lalu lintas yang lebih aman dan nyaman bagi semua pengguna jalan.