Kota Malang, blok-a.com – Pecel di Malang mungkin sudah jadi menu sarapan lumrah, tapi Pecel Pak Ben menawarkan sesuatu yang berbeda. Berlokasi di Jl. Rajekwesi No. 18, warung ini buka sejak pukul 06.00–15.00 WIB (hari Minggu hanya sampai 13.00 dan Selasa libur). Dengan harga mulai Rp12 ribu per porsi, pengunjung bisa merasakan pecel dengan racikan sayur dan bumbu yang unik.Ben, sang pemilik, awalnya memulai usaha ini pada akhir 2018 setelah memutuskan berhenti bekerja dari perusahaan tempatnya mengabdi selama 14 tahun. “Saya lelah jadi karyawan. Setelah resign bingung mau ngapain, akhirnya coba jualan pecel karena memang dari dulu suka masak,” tuturnya.Dari gerobak keliling di Jalan Merapi hingga berpindah ke berbagai tempat, ia akhirnya menemukan rumah baru bagi pecelnya di Rajekwesi. “Dulu keliling, terus bisa nabung buat sewa tempat. Dari situ berkembang sampai bisa buka cabang,” ceritanya.Awalnya, Ben berjualan menggunakan gerobak keliling di kawasan Jalan Merapi dan Jalan Bromo. Namun, perjalanan tak selalu mulus. Saat menempati lokasi di Jalan Merapi, Ben sempat ditertibkan Satpol PP karena area tersebut steril dari pedagang kaki lima.“Akhirnya saya pindah ke Jalan Kawi Atas, mulai pakai tenda, lalu sewa tempat. Dua tahun di sana, baru Februari tahun lalu pindah ke lokasi sekarang,” jelasnya.Tak hanya di Rajekwesi, Pecel Pak Ben juga telah membuka cabang di Jalan Mayjend Pandjaitan. Lokasi ini semakin memudahkan pelanggan yang tinggal di sekitar pusat kota untuk menikmati racikan khas Ben tanpa harus jauh-jauh ke Rajekwesi.Harga menu di Nasi Pecel Pak Ben (blok-a/Berril)Ciri khas Pecel Pak Ben terletak pada komposisi sayurannya. Selain toge dan sawi putih yang umum, ia menambahkan kecipir, kenikir yang harum, hingga kembang turi yang jarang ditemui di warung pecel lain.“Kalau pagi biasanya pasti kebagian kembang turi, tapi stoknya terbatas, jadi cepat habis,” ujarnya.Bumbu kacangnya pun berbeda. Mengusung dasar pecel Blitar, Ben memodifikasinya sesuai lidah orang Malang yang lebih manis namun tetap gurih, dengan tekstur kental yang menyelimuti sayuran dengan pas. Satu porsi pecel terasa lengkap, apalagi bila ditambah lauk pendamping seperti rempeyek, tempe goreng, atau mendol khas Malang.Tak hanya pecel, warung ini juga menyajikan menu lain yang tak kalah menggoda. Ada nasi jagung urap komplit yang berisi nasi jagung, sayur lodeh, ikan asin, bakwan jagung, mendol, dan kerupuk. Ada juga rawon blonceng, lontong sayur, hingga nasi rames dengan lauk campur khas malangan.Untuk pelepas dahaga, selain minuman standar seperti teh dan jeruk, tersedia racikan spesial buatan sendiri: cappuccino cincau, markisa, hingga temulawak segar. Minuman ini jadi pasangan pas untuk melengkapi santap pagi hingga siang.Setiap harinya, warung ini mampu melayani sekitar seratusan porsi pecel, sementara di akhir pekan jumlahnya melonjak hingga dua ratusan porsi. “Rata-rata sehari bisa habis 100 sampai 120 porsi. Kalau weekend lebih, bisa sampai 200 porsi dari jam 6 pagi sampai jam 3 sore,” jelas Ben.Dengan dua cabang yang kini berjalan, Pecel Pak Ben perlahan menjadi salah satu ikon kuliner sarapan khas Malang. Bagi pecinta kuliner tradisional, warung ini jelas layak masuk daftar persinggahan saat berkunjung ke kota dingin ini. (ber/bob)
Trending
- Maliki Islamic University: Branding Baru UIN Maliki Malang Menuju Reputasi Global
- Makan Puas! Ini 5 Spot Kuliner Porsi Jumbo di Gresik
- Deltras FC Siap Curi Poin di Kandang Persela
- Hibah Minyak Mentah 1,65 Juta Barel dari Arab Saudi untuk Suriah
- Hasil Liga Italia: Torino Kejutkan AS Roma, Atalanta Menang Telak
- Cover Harian IMR – Sabtu, 13 September
- Cover Harian IMR – Sabtu, 13 September
- Cover Harian IMR – Sabtu, 13 September